Senin, 13 Oktober 2014

Belajar dari Nabi Ibrahim AS

Bulan dzulhijjah merupakan bulan yang mulia dalam islam, bulan yang Allah muliakan dengan ibadah haji; ibadah yang membutuhkan banyak pengorbanan, harta benda dan jiwa raga. Haji merupakan rukun islam yang menjadi kewajiban bagi mereka yang mampu. Sebagaimana firman Allah swt :
ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت إن استطاع إليه سبيلا
Fa ya ibadallah, haji merupakan syiar persaatuan umat islam sedunia, yang tidak membedakan ras, suku, negara, dan warna kulit. Yang membedakan hanyalah niat dan takwa. Oleh karena itulah, rasulullah Saw telah menjelaskan bahwa orang yang beribadah haji karena Allah maka tidak ada balasan bagi mereka kecuali syurga Allah swt, sebagaimana sabda rasulullah saw:
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلى الجنة, رواه البخاري ومسلم
Pagi yang penuh berkah ini, di hari idul adha ini, hari berkurban, mengingatkan kita kepada para manusia agung yang telah menciptakan arus terbesar dalam sejarah manusia, membentuk arah kehidupan kita dan membuat kita semua berkumpul di masjid ini utnuk shalat dan berdoa bagi mereka. Pagi ini kita agungkan nama-nama besar itu; nabi Ibrahim dan istrinya hajar, nabi ismail dan nabi muhammad saw. Allah telah mengabadikan kisah nabi ibrahim dan anaknya ismail dalam surat al-shaffat 102-1119  
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”
يا معشر المسلمين جماعة عيد الأضحى رحمكم الله
Dari ayat tersebut, ayat yang menceritakan nabi ibrahim dan anaknya nabi ismail, terdapat pelajaran hidup untuk kita semua, diantaranya:
1.      Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak
Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak merupakan salah satu sarana dalam mewujudkan keluarga yang harmonis. Sebagaimana nabi Ibrahim ketika ia mendapat ujian yang sangat besar; ujian keimanan yang diujikan Allah kepada kekasihnya nabi Ibrahim khalilullah, lewat mimpi supaya ia menyembelih anaknya ismail, anak yang sangat dicintainya. Dengan komunikasinya yang baik kepada anaknya, hingga didapatkan solusi yang terbaik, yaitu taat melaksanakan perintah Allah swt. Begitu juga seharusnya diri kita, keluarga kita untuk membiasakan komunikasi yang baik diantara keluarga sehingga tumbuh keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
الله أكبر، الله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد
2.      Pendidikan keluarga
Pelajaran kedua yang dapat kita ambil dari kisah nabi ibrahim dan putarnya ismail adalah pendidikan keluarga. Nabi ibrahim sebagaimana diabadikan di dalam surat as-shaffat telah mencocntohkan bagaimana cara mendidik keluarga yang baik, yaitu pendidikan yang menumbuhkan keimanan dan keyakinan kepada Allah swt, pendidikan yang menanamkan kesabaran dalam mentaati perintah-perintah Allah swt, dan pendidikan yang mampu melahirkan jiwa untuk terus berkorban demi mendapat cinta dan ridha Allah swt. Pendidikan seperti itulah yang diterapkan nabi Ibrahim kepada keluarganya, bahkan pendidikan yang didasari atas keimanan dan keyakinan kepada Allah menjadi akhir wasiatnya kepada anak keturunannya. Hal ini sebagaimana diabadikan Allah dalam surat al-baqarah :132  
“Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (al-Baqarah : 132)
Seperti itulah seyogyanya kita mendidik keluarga kita dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Bahkan hal tersebut merupakan amanah yang besar bagi para orang tua, para pendidik, dan para pemimpin untuk menjadikan pendidikan keimanan dan ketakwaaan sebagai materi utama dalam mendidik generasi sekarang. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firmanNya:

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Mengenai ayat ini, syaikh nawawi albantani (ulama masjidil haram dari tanah jawa, banten) mengatakan:
علموهم شرائع الإسلام وأدبوهم
“Ajarilah mereka aturan-aturan islam, dan ajarilah adab bersopan santun (ahlak mulia)”
Demikian karena, salah dalam mendidik berarti turut serta mengantarkan anak atau generasi kita ke ambang kehancuran di dunia, bahkan ke ambang neraka di akhirat, na’udzu billah min dzalik
3.      Balasan Allah yang lebih baik
Kisah nabi ibrahim dan anaknya nabi ismail menjelaskan kepada kita bahwa kesabaran dalam mentaati perintah Allah, dan kesabaran dalam menjalankannya, serta berkorban baik dengan harta benda ataupun jiwa raga untuk menolong agama Allah tidak akan pernah sia-sia, karena Allah akan membalas kesabaran tersebut dengan pahala yang lebih baik di dunia, terlebih di akhirat.
الله أكبر، الله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد
فيا معشر المسلمين جماعة عيد الأضحى رحمكم الله
Demikian tiga pelajaran dari nabi ibrahim untuk kita aplikasikan dalam kehidupan kita, semoga di hari yang penuh berkah ini, hari idul adha, Allah berkenan memberikan rahmatNya kepada kita semua sehingga kita mampu mencontoh nabi Ibrahim khalilullah dan mengamalkan sunnah-sunnahnya. Dengannya, Allah berkenan pula dengan rahmatNya menjadikan kita semua sebagai hamba-hambanya yang muhsin dan shalih, dan memasukkan kita semua ke dalam syurgaNya. Amin amin amin ya rabbal ‘alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger