KAROMAH WALI ALLAH
Syaikh muhammad mahfud attarmasi di dalam kitabnya bughyatul
adzkiya’ menjelaskan tentang karomah para wali dengan penjelasan yang enak dan
mudah difahami, diperkuat dengan dalil-dalil dan pendapat para ulama salaf dari
kalangan sahabat dan tabiin serta para ulama yang muktabar ketsiqohannya.
Berikut pendapat syaikh muhammad mahfud attarmasi mengenai karomah wali yang ia
nukil dari pendapat syaikh tajudin assubki dan ibnu hajar alhaitami :
“kata wali mempunyai dua arti: pertama, wali (ikut wazan fail yang
bermakna maful) adalah orang yang senantiasa didalam pengawasan allah swt.
kedua, wali (bentuk mubalaghoh dari fail ) adalah orang yang senantiasa
beribadah dan mentaati allah swt. kedua pengertian wali tersebut wajib ada pada
diri wali, yaitu senantiasa melaksanakan hak-hal allah swt dan penjagaan allah
diwaktu lapang dan susah.”
Ciri-ciri seorang wali ada tiga : ia menyibukkan diri untuk allah
swt, ia berlindung kepada allah , dan keinginannya adalah untuk mentaati allah”[1]
Adapun pengertian karamah adalah terlihatnya suatu perkara dari
seorang mukmin yang sholih yang terjadi di luar kebiasaan tanpa disertai
pengakuan kenabian atau kerasulan. Adapun kalau hal tersebut terjadi pada orang
yang tidak beriman dan beramal sholih yang demikian disebut istidroj, dan
apabila hal tersebut terjadi dengan desertai pengakuan kenabian atau kerasulan
maka disebut mukjizat. Mukjizat diberikan khusus kepada para nabi, adapun
karamah diberikan kepada para waliallah. Pendapat ini sebagaimana pendapat yang
disampaikan oleh alqodli abu bakar albaqilani. [2]
Dalam menjelaskan karamah syaikh muhammad mahfud attarmasi
menyebutkan dalil-dali yang menunjukkan adanya karamah dari alqur’an, hadis dan
qoul sahabat (pendapat para sahabat).
Dalil alqur’an tentang karamah
1. kisah sayyidah maryam ketika ia mengandung bayi tanpa seorang
suami, dan ketika ia mendapatkan kurma dari pohon yang kering, dan ketika ia
mendapatkan rizki yang tidak disangka (diketahui penyebabnya).[3]
Sebagaimana firman allah swt :
كلما دخل عليها زكريا المحراب وجد عندها رزقا قال يا مريم أنى لك هذا
قالت هو من عند الله إن الله يرزق من يشاء بغير حساب
Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37 )
Dia maryam bukanlah nabi sebagaimana keyakinan ahlussunnah, maka
yang demikian tidak disebut sebagai mukjizat melainkan karamah. Begitu juga
firman allah :
وهزي إليك بجذع النخلة تساقط عليك رطبا جنيا
dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu
akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
2. kisah ibu musa yaitu ketika ia mendapat ilham dari allah
sehingga hatinya merasa tenang ketika membuang bayinya (nabi musa) ke sungai.
Imam alharamain (abu ma’ali aljuwaini berkata :tidak ada satupun ahli sejarah
yang mengatakan bahwa ibu nabi musa adalah seorang nabi yang memiliki mukjizat.
3. kisah ashabul kahfi, sesungguhnya tidur mereka selama tiga ratus
tahun lebih dalam keadaan hidup tanpa terkena penyakit dengan tubuh yang kuat
seperti biasa tanpa makan dan minum adalah perkara diluar kebiasaan manusia,
dan mereka bukan nabi, maka hal tersebut tidak disebut sebagai mukjizat,
melainkan karamah.
ولبثوا في كهفهم ثلاث مائة سنين وازدادوا تسعا
25. dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan
ditambah sembilan tahun (lagi). (QS. Alkahfi : 25)
4. kisah asif bin barkhiya ketika membawakan singgasana bilqis
kepada nabi sulaiman sebelum ia memejamkan matanya (sebagaimana pendapat
mayoritas ulama tafsir). Sebagaimana firman allah swt :
قال الذي عنده علم من الكتاب أنا آتيك به قبل أن يرتد إليك طرفك فلما
رآه مستقرا عنده قال هذا من فضل ربي ليبلوني أأشكر أم أكفر ومن شكر فإنما يشكر
لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab (zabur dan
taurat) : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang
bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia". (qs. Annaml : 40)
Dalil assunnah tentang karamah
1.hadis tentang tiga orang yang masuk ke dalam gua, kemudian
tertutup batu besar. Allah swt memberikan pertolongan dengan doa mereka yang
ikhlas dan jujur.
2. bayi yang bisa berbicara kepada junaid
3. diriwayatkan imam muslim :
(رب أشعث أغبر مدفوع بالأبواب لو أقسم على الله
لأبره)
Berkata ibnu hajar alhaitami sebagaimana yang dinukil oleh syaikh muhammad
mahfud attarmasi : “seandainya tidak ada yang lain selain hadis ini, niscaya
sudah cukup untuk pembahasan tentang karamah.”[4]
Karamah para sahabat
Karaomah abu abakar
Imam bukhori meriwayatkan : Saat itu Abu Bakar makan malam di sisi
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hingga waktu isya,
dan ia tetap di sana hingga shalat dilaksanakan.
Ketika Abu Bakar pulang di waktu yang sudah malam isterinya (ibuku) berkata,
"Apa yang menghalangimu untuk menjamu tamu-tamumu?" Abu Bakar balik bertanya,
"Kenapa tidak engkau jamu mereka?" Isterinya menjawab,
"Mereka enggan untuk makan hingga engkau kembali, padahal mereka sudah ditawari."
'Abdurrahman berkata, "Kemudian aku pergi dan bersembunyi."
Abu Bakar lantas berkata, "Wahai Ghuntsar (kalimat celaan)!"
Abu Bakar terus saja marah dan mencela (aku).
Kemudian ia berkata (kepada tamu-tamunya), "Makanlah kalian semua."
Kemudian tamunya mengatakan, "Selamanya kami tidak akan makan.
Demi Allah, tidaklah kami ambil satu suap kecuali makanan tersebut justru bertambah
semakin banyak dari yang semula." 'Abdurrahman berkata,
"Mereka kenyang semua, dan makanan tersebut menjadi tiga kali lebih banyak
dari yang semula. Abu Bakar memandangi makanan tersebut tetap utuh
bahkan lebih banyak lagi. Kemudian ia berkata kepada isterinya,
"Wahai saudara perempuan Bani Firas, bagaimana ini?" Isterinya menjawab,
"Tak masalah, bahkan itu suatu kebahagiaan, ia bertambah tiga kali lipatnya."
Karaomah umar ibn khottab
Umar ibn khottab memerintahkan sariah memimpin pasukan dan
menyiapkan mereka ke persia. Pasukan islam ketika di persia dikepung musuh yang
banyak di pintu masuk nahawand, hampir saja umat islam mengalami kekalahan.
Umar saat itu berada di madinah, kemudian ia naik mimbar untuk berkhutbah
kemudian berteriak kencang disaat khutbah : “wahai sariyah ke gunung, wahai
sariyah ke gunung”. Allah swt memperdengarkan suara itu kepada sariah dan
pasukannya, sehingga mereka berlindung ke gunung seraya berkata : “ ini adalah
suara amirul mukminin” mereka pun selamat dan memperoleh kemenangan.
Diantara karamah umar ibn khottob adalah ketika sungai nil kering
tidak mengalir airnya, amru ibn ash mengirim surat kepada umar ibn khottob yang
berada di madinah memberitahukan tentang apa yang terjadi. Maka umar membalas
surat tersebut : “anda benar, agama
islam menghancurkan yang dulu (jahiliyah). Bersama ini aku mengirim surat,
lemparkanlah surat itu ke sungai nil” amru ibn ash membuka surat itu sebelum
melemparnya, di dalamnya tertulis :
“dari amirul mukminin kepada sungai nil mesir, amma ba’du, jika kamu
pernah mengalir , kemudian tidak mengalir. Sesungguhnya allah swt dzat yang
maha esa dan maha perkasa. Dialah dzat yang mengalirkan kamu, kami memohon
kepada allah swt agar mengalirkanmu.”
Kemudian amru melemparkan surat itu ke sungai nil, lalu mengalirlah
sungai nil dengan izin allah swt.[5]
Karomah ustman ibn affan
Datang kepada ustman seorang laki-laki, sebelumnya ia melihat
seorang wanita di jalan dan membangkannya, ustman berkata kepadanya: “seseorang
masuk dan dimatanya ada bekas zina”, berkata orang tersebut: “apakah ada wahyu
setelah rosulullah saw (meninggal)? Jawab ustman; “tidak ada, tetapi yang
demikian itu firasat.”
Karomah ali ibn abi tholib
Ada seorang yang lumpuh karena telah memukul bapaknya, kemudian ia
menyesali perbuatan tersebut, tetapi bapaknya sudah meninggal. Ketika ali
mengetahui kisah yang sesungguhnya telah terjadi kepadanya, ia sholat beberapa
rokaat dan berdoa kepada allah, kemudian berkata : “wahai mubarak, berdirilah”,
seketika itu ia dapat berdiri dan berjalan seperti sebelumnya.[6]
Banyak kisah tentang karamah yang allah berikan kepada para
sahabat, seperti terkabulnya doa abbas paman nabi disaat meminta hujan,
karaomah saad ibn abi waqqosh yaitu doa-doa yang mustjab, karomah ala’ ibn
khadromi yang diutus rosulullah saw untuk memimpin pasukan kemudian terhalang
oleh lautan, kemudian ia berdoa kepada allah swt, mereka pun bisa berjalan
diatas air. Karomah kholid ibn walid pernah ia meminum air yang diracun tetapi
tidak terjadi apa-apa pada dirinya dan para sahabat rosulullah saw yang lain.[7]
Adapun karamah yang diberikan kepada para ulama setelah masa
sahabat lebih banyak, karena itulah imam ahmad ibn hanbal berkata ketika
ditanya hal tersebut : “mereka (para sahabat) keimanan mereka kuat, sehingga
mereka tidak membutuhkan karamah yang dapat menambahkan keyakinan mereka,
sedang keimanan manusia setelah mereka lemah, sehingga membuthkan hal untuk
menambah keyakinan mereka yaitu dengan menampakkan karamah”[8]
Perbedaan Antara Karamah Dan Sihir
Syaikh muhammad mahfud attarmasi menukil dari penjelasan almuhaqqiq
ibnu hajar al-asqolani : “perbedaan antar karamah dan sihir adalah kejadian
yang tidak biasa (yang tidak disertai dengan pengakuan kenabian) apabila
terjadi pada orang yang sholih yang senantiasa menunaikan hak-hak allah swt dan
hak-hak makhluknya disebut karamah. Sedangkan kalau yang demikian terjadi pada
orang yang tidak sholih maka disebut sihir atau istidroj.”[9]
Syaikh muhammad mahfud attarmasi menegaskan bahwa para ulama yang
diberi karamah bukan berarti mereka lebih utama dari pada para ulama yang tidak
diberi karamah. Karena keutamaan seseorang terletak pada kuatnya keyakinan dan
kesempurnaannya mengenal allah swt. maka ornag yang keyakinannya lebih kuat dan
pengetahunaanya kepada allah lebih lengkap maka ia lebih utama.[10]
Sebagaimana firman allah swt :
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
“Sesungguhnnya orang yang paling mulia disisi
allah adalah orang yang paling bertaqwa” (qs. Attahrim : )
Demikianlah pendapat syaikh muhammad mahfud attarmasi tentang
karomah. semoga bermanfaat untuk menambah keimanan atau keyakina kita tentang adanya karamah yang allah berikan kepada waliNya.
diterjemahkan oleh : Dzul Kifli Hadi Imawan ibnu Muhammad Amnan Alqudsyi, Lc
kitab : bughyatul adzkiya li syaikh muhammad mahfud altarmasi aljawi almakki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar