Minggu, 03 Maret 2013

KAROMAH WALI ALLAH


KAROMAH WALI ALLAH
Syaikh muhammad mahfud attarmasi di dalam kitabnya bughyatul adzkiya’ menjelaskan tentang karomah para wali dengan penjelasan yang enak dan mudah difahami, diperkuat dengan dalil-dalil dan pendapat para ulama salaf dari kalangan sahabat dan tabiin serta para ulama yang muktabar ketsiqohannya. Berikut pendapat syaikh muhammad mahfud attarmasi mengenai karomah wali yang ia nukil dari pendapat syaikh tajudin assubki dan ibnu hajar alhaitami :
“kata wali mempunyai dua arti: pertama, wali (ikut wazan fail yang bermakna maful) adalah orang yang senantiasa didalam pengawasan allah swt. kedua, wali (bentuk mubalaghoh dari fail ) adalah orang yang senantiasa beribadah dan mentaati allah swt. kedua pengertian wali tersebut wajib ada pada diri wali, yaitu senantiasa melaksanakan hak-hal allah swt dan penjagaan allah diwaktu lapang dan susah.”
Ciri-ciri seorang wali ada tiga : ia menyibukkan diri untuk allah swt, ia berlindung kepada allah , dan keinginannya adalah untuk mentaati allah”[1]
Adapun pengertian karamah adalah terlihatnya suatu perkara dari seorang mukmin yang sholih yang terjadi di luar kebiasaan tanpa disertai pengakuan kenabian atau kerasulan. Adapun kalau hal tersebut terjadi pada orang yang tidak beriman dan beramal sholih yang demikian disebut istidroj, dan apabila hal tersebut terjadi dengan desertai pengakuan kenabian atau kerasulan maka disebut mukjizat. Mukjizat diberikan khusus kepada para nabi, adapun karamah diberikan kepada para waliallah. Pendapat ini sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh alqodli abu bakar albaqilani. [2]
Dalam menjelaskan karamah syaikh muhammad mahfud attarmasi menyebutkan dalil-dali yang menunjukkan adanya karamah dari alqur’an, hadis dan qoul sahabat (pendapat para sahabat).
Dalil alqur’an tentang karamah
1. kisah sayyidah maryam ketika ia mengandung bayi tanpa seorang suami, dan ketika ia mendapatkan kurma dari pohon yang kering, dan ketika ia mendapatkan rizki yang tidak disangka (diketahui penyebabnya).[3] Sebagaimana firman allah swt :
كلما دخل عليها زكريا المحراب وجد عندها رزقا قال يا مريم أنى لك هذا قالت هو من عند الله إن الله يرزق من يشاء بغير حساب
Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37 )
Dia maryam bukanlah nabi sebagaimana keyakinan ahlussunnah, maka yang demikian tidak disebut sebagai mukjizat melainkan karamah. Begitu juga firman allah :
وهزي إليك بجذع النخلة تساقط عليك رطبا جنيا
dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
2. kisah ibu musa yaitu ketika ia mendapat ilham dari allah sehingga hatinya merasa tenang ketika membuang bayinya (nabi musa) ke sungai. Imam alharamain (abu ma’ali aljuwaini berkata :tidak ada satupun ahli sejarah yang mengatakan bahwa ibu nabi musa adalah seorang nabi yang memiliki mukjizat.
3. kisah ashabul kahfi, sesungguhnya tidur mereka selama tiga ratus tahun lebih dalam keadaan hidup tanpa terkena penyakit dengan tubuh yang kuat seperti biasa tanpa makan dan minum adalah perkara diluar kebiasaan manusia, dan mereka bukan nabi, maka hal tersebut tidak disebut sebagai mukjizat, melainkan karamah.
ولبثوا في كهفهم ثلاث مائة سنين وازدادوا تسعا
25. dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). (QS. Alkahfi : 25)
4. kisah asif bin barkhiya ketika membawakan singgasana bilqis kepada nabi sulaiman sebelum ia memejamkan matanya (sebagaimana pendapat mayoritas ulama tafsir). Sebagaimana firman allah swt :
قال الذي عنده علم من الكتاب أنا آتيك به قبل أن يرتد إليك طرفك فلما رآه مستقرا عنده قال هذا من فضل ربي ليبلوني أأشكر أم أكفر ومن شكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab (zabur dan taurat) : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (qs. Annaml : 40)
Dalil assunnah tentang karamah
1.hadis tentang tiga orang yang masuk ke dalam gua, kemudian tertutup batu besar. Allah swt memberikan pertolongan dengan doa mereka yang ikhlas dan jujur.
2. bayi yang bisa berbicara kepada junaid
3. diriwayatkan imam muslim :
(رب أشعث أغبر مدفوع بالأبواب لو أقسم على الله لأبره)
Berkata ibnu hajar alhaitami sebagaimana yang dinukil oleh syaikh muhammad mahfud attarmasi : “seandainya tidak ada yang lain selain hadis ini, niscaya sudah cukup untuk pembahasan tentang karamah.”[4]
Karamah para sahabat
Karaomah abu abakar
Imam bukhori meriwayatkan : Saat itu Abu Bakar makan malam di sisi 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hingga waktu isya,
 dan ia tetap di sana hingga shalat dilaksanakan.
 Ketika Abu Bakar pulang di waktu yang sudah malam isterinya (ibuku) berkata,
 "Apa yang menghalangimu untuk menjamu tamu-tamumu?" Abu Bakar balik bertanya,
 "Kenapa tidak engkau jamu mereka?" Isterinya menjawab, 
"Mereka enggan untuk makan hingga engkau kembali, padahal mereka sudah ditawari." 
'Abdurrahman berkata, "Kemudian aku pergi dan bersembunyi." 
Abu Bakar lantas berkata, "Wahai Ghuntsar (kalimat celaan)!" 
Abu Bakar terus saja marah dan mencela (aku).
 Kemudian ia berkata (kepada tamu-tamunya), "Makanlah kalian semua."
 Kemudian tamunya mengatakan, "Selamanya kami tidak akan makan. 
Demi Allah, tidaklah kami ambil satu suap kecuali makanan tersebut justru bertambah
 semakin banyak dari yang semula." 'Abdurrahman berkata,
 "Mereka kenyang semua, dan makanan tersebut menjadi tiga kali lebih banyak
 dari yang semula. Abu Bakar memandangi makanan tersebut tetap utuh
 bahkan lebih banyak lagi. Kemudian ia berkata kepada isterinya, 
"Wahai saudara perempuan Bani Firas, bagaimana ini?" Isterinya menjawab, 
"Tak masalah, bahkan itu suatu kebahagiaan, ia bertambah tiga kali lipatnya."
Karaomah umar ibn khottab
Umar ibn khottab memerintahkan sariah memimpin pasukan dan menyiapkan mereka ke persia. Pasukan islam ketika di persia dikepung musuh yang banyak di pintu masuk nahawand, hampir saja umat islam mengalami kekalahan. Umar saat itu berada di madinah, kemudian ia naik mimbar untuk berkhutbah kemudian berteriak kencang disaat khutbah : “wahai sariyah ke gunung, wahai sariyah ke gunung”. Allah swt memperdengarkan suara itu kepada sariah dan pasukannya, sehingga mereka berlindung ke gunung seraya berkata : “ ini adalah suara amirul mukminin” mereka pun selamat dan memperoleh kemenangan.
Diantara karamah umar ibn khottob adalah ketika sungai nil kering tidak mengalir airnya, amru ibn ash mengirim surat kepada umar ibn khottob yang berada di madinah memberitahukan tentang apa yang terjadi. Maka umar membalas surat tersebut :  “anda benar, agama islam menghancurkan yang dulu (jahiliyah). Bersama ini aku mengirim surat, lemparkanlah surat itu ke sungai nil” amru ibn ash membuka surat itu sebelum melemparnya, di dalamnya tertulis :
“dari amirul mukminin kepada sungai nil mesir, amma ba’du, jika kamu pernah mengalir , kemudian tidak mengalir. Sesungguhnya allah swt dzat yang maha esa dan maha perkasa. Dialah dzat yang mengalirkan kamu, kami memohon kepada allah swt agar mengalirkanmu.”
Kemudian amru melemparkan surat itu ke sungai nil, lalu mengalirlah sungai nil dengan izin allah swt.[5]
Karomah ustman ibn affan
Datang kepada ustman seorang laki-laki, sebelumnya ia melihat seorang wanita di jalan dan membangkannya, ustman berkata kepadanya: “seseorang masuk dan dimatanya ada bekas zina”, berkata orang tersebut: “apakah ada wahyu setelah rosulullah saw (meninggal)? Jawab ustman; “tidak ada, tetapi yang demikian itu firasat.”
Karomah ali ibn abi tholib
Ada seorang yang lumpuh karena telah memukul bapaknya, kemudian ia menyesali perbuatan tersebut, tetapi bapaknya sudah meninggal. Ketika ali mengetahui kisah yang sesungguhnya telah terjadi kepadanya, ia sholat beberapa rokaat dan berdoa kepada allah, kemudian berkata : “wahai mubarak, berdirilah”, seketika itu ia dapat berdiri dan berjalan seperti sebelumnya.[6]
Banyak kisah tentang karamah yang allah berikan kepada para sahabat, seperti terkabulnya doa abbas paman nabi disaat meminta hujan, karaomah saad ibn abi waqqosh yaitu doa-doa yang mustjab, karomah ala’ ibn khadromi yang diutus rosulullah saw untuk memimpin pasukan kemudian terhalang oleh lautan, kemudian ia berdoa kepada allah swt, mereka pun bisa berjalan diatas air. Karomah kholid ibn walid pernah ia meminum air yang diracun tetapi tidak terjadi apa-apa pada dirinya dan para sahabat rosulullah saw yang lain.[7]
Adapun karamah yang diberikan kepada para ulama setelah masa sahabat lebih banyak, karena itulah imam ahmad ibn hanbal berkata ketika ditanya hal tersebut : “mereka (para sahabat) keimanan mereka kuat, sehingga mereka tidak membutuhkan karamah yang dapat menambahkan keyakinan mereka, sedang keimanan manusia setelah mereka lemah, sehingga membuthkan hal untuk menambah keyakinan mereka yaitu dengan menampakkan karamah”[8]
Perbedaan Antara Karamah Dan Sihir
Syaikh muhammad mahfud attarmasi menukil dari penjelasan almuhaqqiq ibnu hajar al-asqolani : “perbedaan antar karamah dan sihir adalah kejadian yang tidak biasa (yang tidak disertai dengan pengakuan kenabian) apabila terjadi pada orang yang sholih yang senantiasa menunaikan hak-hak allah swt dan hak-hak makhluknya disebut karamah. Sedangkan kalau yang demikian terjadi pada orang yang tidak sholih maka disebut sihir atau istidroj.”[9]
Syaikh muhammad mahfud attarmasi menegaskan bahwa para ulama yang diberi karamah bukan berarti mereka lebih utama dari pada para ulama yang tidak diberi karamah. Karena keutamaan seseorang terletak pada kuatnya keyakinan dan kesempurnaannya mengenal allah swt. maka ornag yang keyakinannya lebih kuat dan pengetahunaanya kepada allah lebih lengkap maka ia lebih utama.[10] Sebagaimana firman allah swt :
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
“Sesungguhnnya orang yang paling mulia disisi allah adalah orang yang paling bertaqwa” (qs. Attahrim : )

Demikianlah pendapat syaikh muhammad mahfud attarmasi tentang karomah. semoga bermanfaat untuk menambah keimanan atau keyakina kita tentang adanya karamah yang allah berikan kepada waliNya. 
diterjemahkan oleh : Dzul Kifli Hadi Imawan ibnu Muhammad Amnan Alqudsyi, Lc
kitab : bughyatul adzkiya li syaikh muhammad mahfud altarmasi aljawi almakki






[1] syaikh muhammad mahfud altarmasi, bughyah aladzkiya (yogyakarta:alfikroh). hal. 1-2
[2] Ibid. hal.3
[3] Ibid. hal. 21
[4] Ibid. hal. 35
[5] Ibid. hal. 13
[6] Ibid. hal. 16
[7] Ibid. hal. 17-19
[8] Ibid. hal. 20
[9] Ibid. hal. 40
[10] Ibid. hal. 46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger