Menjaga Spirit Ramadhan
Bulan ramadhan yang telah pergi
menyisakan bekas-bekas latihan dalam menempa diri menjadi pribadi bertaqwa.
Semagat untuk selalu memperbanyak ibadah seakan tidak pernah berhenti di bulan
suci. Menjaga sholat lima waktu dengan berjamaah, sholat malam dan tarawih,
puasa, tilawah alqur’an, berdzikir, infak, shodaqoh, zakat, berbagi sesama
dengan berbuka bersama, kajian islam, ta’lim, kultum dan aktivitas ibadah
lainnya yang dilakukan di bulan ramadhan.
Sebagai muslim yang mengingkan rasa
taqwa senantiasa menghiasi hatinya pasti menyadari bahwa ibadah bukan hanya di
bulan ramadhan, meskipun bulan suci adalah momentum yang tepat untuk melakukan
semua itu. Tetapi seruan allah kepada orang beriman menginginkan supaya setiap
muslim selalu bertqwa dan beribadah kepada allah swt setiap saat di setiap
tempat dimanapun ia berada. Allah set berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kalian kepada allah dengan sebenar-benar taqwa. Dan janganlah kalian mati
kecuali dalam keadaan berserah diri kepada allah (muslim)”. (qs. Ali imran : 102)
Dalam ayat diatas, allah melarang
kita supaya jangan mati kecuali kita dalam keadaan muslim. padahal, kita tidak
tahu kapan kita mati. Kita tidak tahu apakah islam yang sudah tertanam di hati,
akan tercabut atau tetap kokoh di hati ketika kita mati. Karena itulah, ayat
ini menjadi isyarat bagi kita supaya kita menjadi muslim setiap saat dan
dimanapun kita berada. Tiap detik kita bernafaskan dengan keislaman, yaitu
berserah diri kepada allah sehingga kapanpun maut menjeput kita, kita dalam
keadaan muslim yang berserah diri kepada allah swt.
Menjaga spirit ramadhan bukanlah hal
yang mudah dan ringan. karena di bulan ramadhan, allah swt memudahkan setiap
insan untuk beribadah yaitu dengan membelenggu syaithan-syaitan, membuka pintu
syurga dan menutup pintu neraka. Tetapi di bulan lain, allah tidak menjamin hal
tersebut sehingga rintangan dalam beribadah dan melakukan kebaikan pastinya
semakin berat. karena itulah istiqomah mutlak bagi kita.
Istiqoh sebagaimana yang dijelaskan syaikh muhammad ibn ‘allan
al-shiddiqi al-syafi’I pensyarah kitab riyadl al-sholihin imam nawawi adalah
senantiasa diatas jalan yang lurus (senantiasa mentaati allah swt dan menjauhi
larangannya)[1].
sebagaimana firman allah swt:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(QS. al-ahqaf : 13-14)
Istiqomah senantiasa mentaati allah,
tidka hanya terbatas di bulan ramadhan dan di masjid semata. Karena itu tidak
layak bagi seorang muslim yang banyak beribadah di bulan ramadhan, tetapi
setelah ramadhan pergi, ibadahnya pun menjadi berkurang sedikit demi sedikit.
Tetapi ia seharusnya menjadikan ramadhan sebagai pencharger spirit untuk
senantiasa beribadah di bulan lainnya. Inilah istiqomah. Pada hakikatnya istiqomah itu berat, tetapi
allah swt menjamin bagi mereka yang mampu istiqomah dalam mentaati allah bagi
mereka adalah syurga. Sebagaimana ayat di atas. Hal ini dikuatkan dengan sabda
rosulullah saw,
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : قاربوا وسددوا واعلموا أنه لن ينجو أحد منكم
بعملهز قالوا ولا أنت يا رسول الله ؟ قال : ولا أنا إلا أن يتغمدني الله برحمة منه
وفضل. رواه مسلم
“Rosulullah saw bersabda : introspeksilah
diri kalian (bermuhasabahlah), dan istiqomahlah dan ketahuilah bahwa seseorang
diantara kalian tidak akan selamat dengan amalnya. Para sahabat berkata :
“apakah anda juga wahai rosulullah ?, begitu juga saya, kecuali allah swt
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepadaku.” (HR. Imam Muslim)
Syaikh ibnu ‘allan al-syafi’I menjelaskan, hadis tersebut menjelaskan bahwa amalan hamba
tidak mampu menyelamatkannya dari siksa allah dan memasukkannya ke syurga
kecuali karena rahmat dan karunia allah swt. redaksi hadis tersebut seakan
berselisih dengan redaksi nash alqur’an. tetapi sebagaimmana yang ia jelaskan,
bahwa seorang tidak mungkin mampu berbuat amalan atau ibadah kalau bukan karena
rahmat dan karunia yang allah berikan kepadanya. [2]
Al-imam al-qusyairi mengatakan: “orang yang tidak istiqomah (dalam
mentaati allah), maka amalannya menjadi sia-sia”[3]
Semoga allah swt melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita
semua untuk senantiasa beristiqomah dalam mentaati dan berserah diri kepadaNya .
hanya dengan istiqomah kita akan mampu menjaga spirit ramadhan. Dan berharap
kepada Allah berkenan memasukkan kita
semua ke dalam syurgaNya. Amin…amin…amin
اللهم إنا نسألك إيمانا صادقا ويقينا ليس بعده كفر ورحمة ننال بها شرف
كرامتك في الدنيا والأخرة
Goresan
tinta al-faqir ila ridho rabbihi dzulkifli amnan al-syarafani al-qudsyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar