Senin, 19 November 2012

Dasar-dasar Tasawwuf (Hadrotus Syaikh K.H.Hasyim Asy'ari)


Dasar-dasar Tasawwuf (Hadrotus Syaikh K.H.Hasyim Asy'ari)
Di dalam kitab jami'atul maqosid hadrotus syaikh hasyim asy'ari, beliau menulis mabadi' usul ila thoriqi tasawwuf
Dasar-dasar tasawwuf ada lima, pertama takut (taqwa) kepada allah baik di waktu sepi atau di waktu ramai, kedua, mengikuti sunnah dalam perkataan dan perbuatan, ketiga, berpaling dari mahluk (hanya bergantung kepada allah), keempat, ridho atas pemberian allah baik sedikit atau banyak, kelima, kembali kepada allah di waktu senang dan susah.
Ketaqwaan diperoleh dengan sifat wara’ dan istiqomah. Mengikuti sunnah dengan berhati-hati dan kemulian akhlaq. Berpaling dari mahluk dengan sabar dan tawakkal. Ridho kepada allah dengan qona’ah dan pasrah. Kembali kepada allah dengan bersyukur kepadaNya di waktu senang dan berlindung kepadaNya di waktu susah.
Dasar dari itu semua ada lima, pertama, uluwul himmah (kemauan yang tinggi), menjaga diri dari hal yang dilarang, ibadah dengan baik, melaksanakan azimah (tekad), dan mengagungkan nikmat allah. Barangsiapa yang tinggi kemauannya, terangkat derajatnya. Dan siapa yang menjaga diri dari larangan allah, maka allah akan menjaga harga dirinya, barang siapa yang beribadah dengan baik (melayani allah dengan beribadah) allah akan memuliakannya, dan siapa yang melaksanakan tekadnya, allah akan senantiasa memberinya hidayah, dan siapa yang mengagungkan nikmat allah pasti bersyukur atas nikmat, dan orang yang mensyukuri nikmat allah, allah akan memberinya tambahan nikmat.
Ciri-ciri itu semua ada lima, pertama, mencari ilmu untuk melaksanakan perintah allah, kedua, dekat kepada para ulama dan teman untuk menambah ilmu, ketiga, meninggalkan rukhsoh dan ta’wil karena hati-hati, keempat, disiplin waktu untuk berdzikir (wirid), kelima,  mencela nafsu dalam segala hal agar mampu keluar dari hawa nafsu dan selamat kehancuran.
Kendala mencari ilmu adalah berteman dengan orang yang sedikit ilmunya (akalnya), umurnya, dan pengetahuan agamanya  karena tidak tahu dasar (dalil) dan kaidah.  bahaya teman adalah bujukan dan banyak bicara. akibat meninggalkan rukhsoh dan takwil agar timbul kelembutan jiwa, akibat mencela nafsu adalah menjaga keistiqomahan. Sebagaimana firman allah swt :
وإن تعدل كل عدل لا يؤخذ منها
Obat untuk penyakit hati ada lima, yaitu mengosongkan perut dengan sedikit makan dan minum, berlindung kepada allah swt dari menghadapi sesuatu, menjauhkan diri dari tempat-tempat yang dikhawatirkan jatuh didalamnya, senantiasa beristighfar dan bersholawat di waktu malam dan siang, dan berkawan dengan orang yang mengajak kamu mengenal allah.
Sebagai penutup penjelasan menuju allah swt yaitu dengan tobat dari segala yang diharamkan dan dimakruhkan, mencari ilmu sesuai yang dibutuhkan, senantiasa dalam keadaan thoharoh (suci), melaksanakan sholat fardlu di awal waktu dan berjamaah, rowatib, rajin sholat dhuha 8 rokaat, 6 rokaat antara sholat maghrib dan isya, sholat malam, witir, puasa senin-kamis, ayamul bid, dan puasa hari-hari yang mempungyai keutamaan, membaca alqur’an dengan tadabbur, memperbanyak istighfar, sholawat dan senantiasa berdzikir pagi dan petang.[1]


[1] Hasyim asy’ari, jamiatul maqosid(jombang: maktabah turost islami) hal. 34-36)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger