Dasar-dasar Tasawwuf (Hadrotus Syaikh K.H.Hasyim Asy'ari)
Di dalam kitab jami'atul maqosid hadrotus syaikh hasyim asy'ari, beliau menulis mabadi' usul ila thoriqi tasawwuf
Dasar-dasar tasawwuf ada lima, pertama takut (taqwa) kepada
allah baik di waktu sepi atau di waktu ramai, kedua, mengikuti sunnah
dalam perkataan dan perbuatan, ketiga, berpaling dari mahluk (hanya
bergantung kepada allah), keempat, ridho atas pemberian allah baik
sedikit atau banyak, kelima, kembali kepada allah di waktu senang dan
susah.
Ketaqwaan diperoleh dengan sifat wara’ dan istiqomah. Mengikuti
sunnah dengan berhati-hati dan kemulian akhlaq. Berpaling dari mahluk dengan
sabar dan tawakkal. Ridho kepada allah dengan qona’ah dan pasrah. Kembali
kepada allah dengan bersyukur kepadaNya di waktu senang dan berlindung
kepadaNya di waktu susah.
Dasar dari itu semua ada lima, pertama, uluwul himmah
(kemauan yang tinggi), menjaga diri dari hal yang dilarang, ibadah dengan baik,
melaksanakan azimah (tekad), dan mengagungkan nikmat allah. Barangsiapa yang
tinggi kemauannya, terangkat derajatnya. Dan siapa yang menjaga diri dari
larangan allah, maka allah akan menjaga harga dirinya, barang siapa yang
beribadah dengan baik (melayani allah dengan beribadah) allah akan
memuliakannya, dan siapa yang melaksanakan tekadnya, allah akan senantiasa
memberinya hidayah, dan siapa yang mengagungkan nikmat allah pasti bersyukur
atas nikmat, dan orang yang mensyukuri nikmat allah, allah akan memberinya
tambahan nikmat.
Ciri-ciri itu semua ada lima, pertama, mencari ilmu untuk
melaksanakan perintah allah, kedua, dekat kepada para ulama dan teman
untuk menambah ilmu, ketiga, meninggalkan rukhsoh dan ta’wil karena
hati-hati, keempat, disiplin waktu untuk berdzikir (wirid), kelima,
mencela nafsu dalam segala hal agar
mampu keluar dari hawa nafsu dan selamat kehancuran.
Kendala mencari ilmu adalah berteman dengan orang yang sedikit
ilmunya (akalnya), umurnya, dan pengetahuan agamanya karena tidak tahu dasar (dalil) dan
kaidah. bahaya teman adalah bujukan dan
banyak bicara. akibat meninggalkan rukhsoh dan takwil agar timbul kelembutan
jiwa, akibat mencela nafsu adalah menjaga keistiqomahan. Sebagaimana firman
allah swt :
وإن تعدل كل عدل لا يؤخذ منها
Obat
untuk penyakit hati ada lima, yaitu mengosongkan perut dengan sedikit makan dan
minum, berlindung kepada allah swt dari menghadapi sesuatu, menjauhkan diri
dari tempat-tempat yang dikhawatirkan jatuh didalamnya, senantiasa beristighfar
dan bersholawat di waktu malam dan siang, dan berkawan dengan orang yang
mengajak kamu mengenal allah.
Sebagai
penutup penjelasan menuju allah swt yaitu dengan tobat dari segala yang
diharamkan dan dimakruhkan, mencari ilmu sesuai yang dibutuhkan, senantiasa
dalam keadaan thoharoh (suci), melaksanakan sholat fardlu di awal waktu dan
berjamaah, rowatib, rajin sholat dhuha 8 rokaat, 6 rokaat antara sholat maghrib
dan isya, sholat malam, witir, puasa senin-kamis, ayamul bid, dan puasa
hari-hari yang mempungyai keutamaan, membaca alqur’an dengan tadabbur,
memperbanyak istighfar, sholawat dan senantiasa berdzikir pagi dan petang.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar