Jadikan Aku Temanmu di Syurga, Ya Rasulullah SAW
Dia bukanlah salah seorang sahabat besar seperti Abu Bakar, Umar,
Ustman dan Ali, atau salah satu sepuluh sahabat Rasulullah saw yang dijanjikan
syurga. Tetapi ia berkhidmah kepada Rasulullah saw, melayani dengan setulus
hati. Dialah Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami, salah satu sahabat Ahlu Suffah, ia
melayani Rasulullah saw, selalu menemaninya baik di kala mukim ataupun dalam
perjalanan. Ia meninggal pada tahun 63 H. Ia disebut juga dengan Abu Firas. Ia menceritakan,
suatu hari Rasulullah saw pernah berkata kepadaku, : “mintalah!”. Jawabku,:
“jadikan aku temanmu di syurga.”. sahut beliau,: “adakah yang lain?”. Jawabku,:
“itu saja”. Sabdanya,: “kalau demikian, perbanyaklah bersujud, katsrah
al-sujud”. (HR. Muslim)[1]
Lihatlah permintaan sahabat tersebut, permintaan yang sangat simple
tapi berarti. Bukan emas permata ataupun perhiasan dunia yang ia minta, lebih
dari itu, ia hanya meminta syurga, iya.. syurga yang penuh kenikmatan, bersatu
dan bersanding dengan sang kekasih mulia, menjadi teman Rasulullah saw di
syurga. kenikmatan yang abadi...kenikmatan yang hakiki....
Syurga itu mahal,karena syurga itu kekal, abadi, dan penuh
kenikmatan. Bahkan setetes kenikmatan syurga mampu mengalahkan semua kenikmatan
dunia; kenikmatan yang semu dan sementara. Karenanya, jalan menuju syurga
haruslah jalan yang mampu membuka kemaha rahman dan rahim nya Allah, dan jalan
yang paling dekat adalah ketika seorang hamba bersujud kepada Allah ketika
shalat. Inilah yang diajarkan Rasulullah saw, ketika kita inggin melangkahkan
kaki menapaki syurga bersamanya, perbanyaklah sujud; perbanyaklah shalat-shalat
sunnah.
Lihatlah, bagaimana Rasulullah saw memperbanyak shalat,
memperbanyak sujud, padahal dosa-dosanya telah diampuni, dialah pemberi syafaat
kelak di hari kiamat, pembuka pintu syurga dan orang pertama yang akan
memasukinya. Seperti yang dikisahkan sang istri tercinta, ummul mukminin aisyah
radliyallahu ‘anha, Rasulullah saw melakukan qiyamullail sampai kedua telapak
kakinya bengkak. Ketika ditanya, kenapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah
saw, padahal dosa-dosamu baik yang lalu atau yang akan datang telah diampuni?.maka
jawabnya,: “afala uhibbu an akuna ‘abdan syakuran, tidakkah aku cinta
menjadi hamba yang banyak bersyukur?!”[2]
Tak sekadar lisan yang berkata, menyuruh yang lain, tetapi ia
mulai, ia contohkan dan ia menjadi inspirasi umat sesudahnya. Seperti nasihatnya
kepada Abdulllah, ketika beliau bersabda, “sebaik-baik laki-laki adalah
abdullah jika ia melakukan shalat malam”. Setelah mendengar hadis itu, ia
tidak pernah tidur di malam hari kecuali sedikit.[3]
Motivasi Rasulullah saw kepada umatnya agar memperbanyak sujud
bukanlah dengan harta, atau iming-iming perhiasan dunia. Lebih dari itu, ia
katakan, : “Dua rakaat shalat fajar (qabliyah subuh) lebih baik dari dunia
dan seisinya”. Begitu juga dengan shalat-shalat sunnah lainnya; qabliyah
ataupun ba’diyah, dhuha, hajat, tahiyatul masjid, taubah dan lainya, ia
telah ajarkan itu semua supaya memperbanyak sujud, sebagai wasilah agar kita
mampu menjadi temannya di syurga kelak. Amin ya Rabbi
اللهم
صل وسلم صلاة وسلاما دائمين متلازمين على حبيبنا ومولانا محمد نبيك نبي الرحمة
SEMOGA BERMANFAAT
Ahqarul Wara al-Faqir: Dzulkifli Amnan Al-Syarafani Al-Qudsyi
Senin, 20/10/2014, 23:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar