Doa Qunut
Penjelasan mengenai doa qunut, saya kutipkan dari kitab Syaikh Muhammad
Mahfud Al-Tarmasi, salah seorang ulama besar masjidil haram dari tanah jawa
abad ke-XX M di dalam kitabnya Hasyiah Al-Tarmasi Al-Mutsamma Al-Manhal
Al-‘Amim Bi Hasyiah Al-Manhaj Al-Qowim (salah satu kitab fikih madzhab
syafi’I terbesar yang pernah ditulis oleh ulama madzhab syafi’I mutaakhir
dengan jumlah tujuh jilid dan telah dicetak). Berikut penjelasan Al-‘Allamah
Al-Faqih Syaikh Muhammad Mahfud Al-Tarmasi Al-Jawi Al-Makki:
“Berkata Imam Rofi’i, qunut disyariatkan di dalam dua sholat, pertama,
sholat nafilah yaitu saat sholat witir di setengah terakhir bulan romadlan. Kedua,
sholat fardlu yaitu saat sholat subuh, dianjurkan untuk melakukan qunut subuh
pada rokaat kedua. Berbeda dengan pendapat Abu Hanifah yang mengatakan bahwa
qunut tidak dianjurkan, begitu juga dengan pendapat Imam Ahmad, bahwa qunut
hanya dilakukan oleh imam untuk mendoakan para tentara. Adapun melakukannya
adalah setelah ruku’, berbeda dengan Madzhab Maliki yang melakukan qunut
sebelum ruku’.
Syaikh Muhammad Mahfud Al-Tarmasi menambahkan, adapun dalil
disyariatkan qunut subuh diriwayatkan oleh para ulama dan aimmah, seperti Imam
Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dan imam lainya, yang mereka riwayatkan dari para
sahabat seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Anas, dan Hasan Ibn Ali.[1]
أنه صلى الله عليه وسلم ما زال يقنت حتى فارق الدنيا
“Sesungguhnya nabi muhammad saw senantiasa
melaksanakan qunut subuh sampai meninggalkan dunia”.
Imam Baihaqi meriwayatkan bahwa, qunut subuh dilakukan oleh para
kholifah Rosulullah saw (Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali). Dan dari jalan
periwayatan yang banyak membenarkan bahwa Rosulullah saw melakukan qunut
nazilah setelah ruku’, dan qunut subuh dikiyaskan sama. [2]
Syaikh Muhammad Mahfud Al-Tarmasi menjelaskan, bacaan yang dibaca
saat qunut boleh dengan ayat yang mengandung arti do’a, atau dengan do’a
meskipun tidak ma’tsur baik untuk kepentingan akhirat semata atau disertai
kepentingan dunia. Tetapi bacaan doa qunut yang lebih utama adalah doa qunut
yang ma’tsur dari rosulullah saw dan qunut sayyiduna umar ibn khottob.
Doa Qunut Rosulullah Saw :
اللَّهُمَّ
اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ
تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ
تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنُّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ
مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا
قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبَ إِلَيْكَ[3]
“Ya allah
berikanlah kami hidayah, sebagaimana Engkau telah memberi hidayah kepada hamba-hambaMU,
berikanlah kami kesehatan, sebagaimana Engkau telah memberikannya kepada hamba-hambaMU,
bimbinglah aku sebagaimana Engkau telah membimbing hamba-hambaMU, dan
berikanlah keberkahan kepadaku dalam setiap pemberianMU. Jagalah aku dari
keburukan qodlo yang telah Engkau tetapkan, karena Engkaulah yang maha
memutuskan dan tidak ada yang mampu mengaturMU, karena tidak ada kehinaan bagi
orang yang Engkau jadikan sebagai kekasihMU, dan tidak ada kemuliaan bagi orang
yang Engkau musuhi. Ya rabbana, Engkaulah dzat yang maha suci lagi maha tinggi.
Maka hanya bagiMU segala pujian atas apa yang telah Engkau tetapkan (qodla’),
aku memohon ampunanMU dan bertaubat kepadaMU.”
Adapun Qunut Umar Ibn Khottob :
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ
عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ
وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ،
وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفَدُ، وَنَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ
عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ،
اللَّهُمَّ عَذِّبِ
الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ
عَنْ سَبِيْلِكَ ، وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ ، اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات،
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي
قُلُوْبِهِمُ الْإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ،
وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِيْ عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ ، وَانْصُرْهُمْ
عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّكَ ، إِلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْناَ مِنْهُمْ.[4]
Ya allah, sesungguhnya kami meminta pertolongan, ampunan dan
hidayahMU, kami beriman kepadaMu dan bertawakkal (berserah diri ) kepadaMU,
memujiMu dengan segala kebaikan, bersyukur dan tidak mengkufuri nikmatMu, dan
kami berlepas dari orang yang mengingkariMu. Ya allah, hanya kepadaMU kami
menyembah, sholat dan sujud kami hanya untukMU, dan kepadaMU kami kembali,
mengharap rahmatMu, takut siksaMU, sesungguhnya adzabmu sangat keras bagi
orang-orang kafir.
Ya allah, siksalah orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, mereka
adalah musuhMU dan musuh agama Islam. Mereka selalu menghalangi dari jalanMU,
mendustakan para rasulMU, dan memerangi para kekasihMU (para wali). Ya allah,
berikanlah ampunan kepada orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun
wanita, orang-orang yang berserah kepadaMU (muslim & muslimat) baik yang
masih hidup diantara mereka ataupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya engkau
maha dekat dan mengabulkan segala doa.
Ya allah, berikanlah kedamaian diantara mereka, satukanlah hati
mereka, suburkanlah iman dan hikmah di hati mereka, dan teguhkanlah mereka
diatas agama nabi dan rasulMU (muhammad saw). Karuniakanlah kepada mereka agar
mampu untuk senantiasa menepati janji yang telah engkau amanhakan kepada
mereka, tolonglah mereka atas musuh-musuh mereka, yang menjadi musuhMU, wahai
tuhan yang maha benar. Jadikanlah kami termasuk dari golongan mereka”
Semoga bermanfaat di dunia dan di
akhirat
Ditulis
oleh : Al-‘Abd Al-Roji Ridho Rabbihi Al-Ghoniy Dzulkifli Amnan Al-Syarafani
Al-Qudsyi
[1]
Hakim (1/255) (4/468), abu dawud (1445), (1442),(1446) musnad imam ahmad (1/301), (2/255), (3/113)
[2]
syaikh muhammad mahfud al-tarmasi al-jawi al-makki, Hasyiyah al-tarmasi. (riyadh: dar al-minhaj. cet. I. 2011). hal.3/13-14
[3]
Hasyiyah altarmasi, hal. 3/17. (musnad imam ahmad 1/199, sunan abu dawud 1425,
sunan tirmidzi 464, sunan nasai 8047, sunan ibnu majah 1178.
[4]
Ibid. hal. 3/15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar