Selasa, 07 Mei 2013

Ideologi Syiah dan Perkembangannya di Indonesia



  
IDEOLOGI SYIAH DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

DZUL KIFLI HADI IMAWAN, Lc



MUQODDIMAH
Syiah adalah suatu sekte yang mengatasnamakan pengikut ali bin abi tholib dan menisbahkan kepadanya imamah. Sejarah tentang syiah sudah banyak ditulis dibeberapa kitab seperti almilal wa alnihal, alfarqu baina alfiroq, almausu’ah alsyamilah lilfiroq almu’ashiroh dan kitab lainnya.
di dalam makalah ini penulis membahas tentang ideologi syiah, kelompok-kelompoknya[1], penyebarannya baik di dunia, lebih khusus lagi di indonesia. Lebih spesific lagi, dalam pembasan ini mengarah kepada syiah imamiyah atau istna asyariah. Hal itu dikarenakan syiah tersebut adalah syiah yang paling berbaahaya dan paling banyak pengikutnya serta paling luas penyebarannya di dunia saat ini. Terutama di indonesia, syiah imamiyah banyak melakukan taqiyah dengan halus yaitu berbaur dengan masyarakat indonesiaa dengan tujuan menarik simpatik mereka dan dapat diterima untuk mewujudkan misi mereka mensyiahkan umat ahlu sunnah wal jama’ah indonesia.
Terutama di indonesia, masyarakatnya banyak yang masih awam dan belum sepenuhnya mengetahui akan hakikat syiah dan pemikirannya yang banyak bertentangan dengan ahlus sunnah waljama’ah. Banyak diantara mereka yang terkelabui dan tertipu dengan pesona dhohir mereka atau lembaga-lembaga sosial mereka yang giat memberi bantuan, tetapi dibalik itu semua mereka menyembunyikan visi-dan misi mereka supaya terwujud di indonesia. Oleh karena itu, di dalam materi ideologi harakah islamiyah, saya menulis tentang syiah di karenakan beberapa hal, diantaranya sebagaiana ungkapan arab, : “pelajarilah bahasa suatu kaum, niscaya kalian akan aman dari konspirasi mereka” dari kaidah tersebut, kalau bahasa saja perlu diperhatikan terlebih lagi ideologi suatu sekte yang mengatasnamakan islam tetapi dalam praktek keagamaan tidak sesuai dengan islam itu sendiri. Sehingga dengan mengetahui ideologi mereka kita tahu bagaimana dan seharusnya menyikapinya dan menyampaikan pada umat islam indonesia sehingga terhindar dari pemikiran-pemikiran sekte syiah imamiyah dan konspirasi mereka.



       I.            . PENGERTIAN SYIAH
A. Syiah Menurut Bahasa
syiah berarti pengikut atau penolong.[2] Hal ini sebagaimana firman allah swt :
كما فعل بأشياعهم من قبل (سبأ : 54 )
Di almishbah almunir : syiah berarti pengikut dan penolong, setiap orang yang membuat kelompok pada suatu masalah disebut syiah. Kemudian syiah menjadi kata khusus pada kelompok tertentu. [3][4]
B. Syiah Imamiyah
Syiah imamiyah dubelas adalah sebuah kelompok umat islam yang berpegang teguh kepada keyakinan bahawa ali yang berhak mewarisi khalifah, bukan abu bakar, umar, dan ustman. Diyakininya ada 12 imam . imam yang terakhir kata mereka menghilang masuk dalam gua  di samara. Sekte imamiyah inilah yang bertentangan dengan ahli sunnah wal jamaah dalam pemikiran dan ide-idenya yang spesific. Mereka sangat berambisi menyebarkan madzhabnya ke segenap penjuru dunia islam. [5]
Imam syahrostani di dalam almilal wa alnihal menyebutkan : “syiah adalah orang-orang yang mengikuti ali secara khusus, dengan mengatakan bahwa imamah untuk ali secara nash, wasiat, baik secara terang-terangan maupun sembunyi. Dan menyakini bahwa keimamahan tidak keluar dari keturunannya, seandainya keluar maka hal itu terjadi secara dlolim atau taqiyah darinya. Perkara keimamahan bukan lah perkara umum pilihan orang umum, tetapi itu adalah perkara prinsip. Begitu juga keyakinan mereka akan bahwa pemimpin mereka wajib maksum dari segala dosa besar dan kecil. 
Syiah terbagi menjadi lima firqoh yaitu kaisaniyah, zaidiyah, imamiyah, ghulah, ismailiyah. Sebagian mereka ada yang condong ke mu’tazilah dan sebagian lain condong ke sunnah, dan yang lain ke tasybih. [6] dari lima kelompok tersebut, imam syahrostani menjelaskan bahwa syiah terpecah menjadi 20 kelompok, yaitu Kaisaniyah, mukhtariyah, asyimiyah, Haritsiyah, Bayaniyah, Rozamiyah, Zaidiyah, Jarudiyah, Sulaimaniyah, Sholihiyah & batariyah, Imamiyah, Baqiriyah dan ja’fariyah, Nawusiyah, afthohiyah, syamithiyah, musawiyah, mufdhilyiah, ismailliyah, istna asariyah, gholiyah, sabaiyah, kamiliyah, ulbaiyah, mughiriyah, mansuriyah, khithobiyah, kiyaliyah, hisyamiyah,  nukmaniyah, yunusiyah, nashiriyah ishaqiyah.[7]


    II.            PEMIKIRAN-PEMIKIRAN SYIAH IMAMIYAH
Pemikiran - pemikiran syiah banyak yang menyelisihi pemahaman ahlus sunnah wal jamaah dalam memahami ajaran islam, adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Dalam Bidang Aqidah
Syiah menganggap bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang paling sesat bertolak belakang dengan pandangan ahli sunnah wal jamaah yang meyakini bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang utama. Diantara kesesatan syiah (duabelas) dalam bidang akidah adalah :
a. keyakinan dalam menyertakan ali bin abi tholib dalam persaksian  yang diberikan kepada rosulullah saw. Hal itu karena mereka menakwilkan ayat allah : (al-a’raf : 172) dan mengatakan : muhammad adalah rosulullah sedang ali adalah amirul mukminin.[8]
b. keyakinan bahwa asma allah adalah hadis (sesuatu yang baru, bukan qodim). Dan keyakinan bahwa yang dimaksud asmaullah adalah para aimmah syiah (pemimpin syiah). Mereka menakwilkan firman allah swt di dalam surat al-a’raf : 180, “demi allah, kamilah asmaul husna, yang mana allah tidak menerima amalan seorang hamba kecuali dengan mengenal kami (ma’rifah)”[9]
c. pengingkaran mereka bahwa orang mukmin dapat melihat allah pada hari kiamat.
Berkata kasyani, : “maka siapakah orang yang lebih sesat dan keliru dari pada orang yang mengaku mampu melihat allah swt dengan mata ini,  tidak mampu mata melihat sinar matahari karena silau. Apalagi kepada allah swt.”[10]
d. keyakinan mereka bahwa para pemimpin mereka (aimmah) dapat mengetahui alam ghoib
disebutkan di akhir tauhid alshoduq : “dan sesungguhnya mereka mengetahui ilmu yang sudah ada dan ilmu yang akan terjadi sampat hari kiamat”.[11]
e. syirik dalam ketaatan (syirik altho’ah)
mereka meyakini bahwa allah menyertakan pemimmpin mereka untuk ditaati bersama rosulullah saw. Apa yang mereka halalkan adalah apa yang dihalalkan allah, dan apa yang mereka haramakan adalah apa yang diharamkan allah. Dan orang yang menolak mereka berarti menolak allah . berkata khumaini, : “madzhab kami menyatakan bahwa semua perintah dari pemimpin kami maka harus dijalankan”. [12]
f. menjadikan kufah sebagai tanah suci
mereka meyakini bahwa kufah adalah tanah suci seperti makkah dan madinah, karena ali telah menjadikannya sebagai tanah suci seperti allah telah menjadikan makkah sebagai tanah suci dan rosulullah saw menjadikan madinah sebagai tanah suci.
Kasyani meriwayatkan   : “amirul mukminin berkata : makkah adalah tanah suci allah, madinah adalah tanah suci rosulullah saw, sedang kufah adalah tanah suci ku, barangsiapa yang menentang maka allah yang akan menjadi musuhnya”. [13]
g. berdoa kepada selain allah
mereka berdoa kepada ali, dan  para pemimpinnya (aimmah) dan menisbahkan perbuatan itu kepada ahli bait.
h. bertabarruk kepada tempat-tempat tertentu seperti karbala, makam husain dan diantara dua gunung thus
mereka meyakini bahwa tempat-tempat tersebut adalah tempat dikabulkannya doa. Kasyani meriwayatkan : “abu ja’far berkata : allah swt menciptakan karbala sebelum menciptakan ka’bah dua puluh empat ribu tahun…..dan allah menjadikannya sebagai tanah yang paling baik di syurga.”
Begitu juga kasyani meriwayatkan, “dari abu abdillah: di dalam tanah makam husain terdapat obat dari segala penyakit, dialah obat yang besar (ampuh)”.
“diantara gunung thus ada segenggam tanah dari syurga, baraang siapa yang masuk kedalamnya, maka ia aman dari api neraka”.[14]
i. merayakan id alghodir 18 dzul hijjah
mereka meyaakini bahwa pada hari itu rosulullah saw menjadikan ali sebagai kholifah sesudahnya. Bahkan hari tersebut lebih agung daripada hari raya idul fitri dan idul adha, kasyani meriwayatkan bahwa berpuasa pada hari ghodir khum seperti berpuasa sepanjang umur dunia.[15]
j. keyakinan mereka terhadap alqur’an
sebagian mereka meyakini (alghulat) bahwa telah terjadi perubahan di dalam alqur’an. Sebagian mereka meyakini tidak terjadi perubahan di dalam alqur’an tetapi mereka merubah kandunganya dan menakwilkan sesuai dengan akidah dan hawa nafsu mereka. [16]
k. mencaci maki kibar sahabat dan mengkafirkan mereka.
l. pada masa awal, mereka bermadzhab seperti pendahulunya dalam bidang akidah, tetapi setelah rentang waktu yang panjang mereka berselisih, ada yang bermadzhab muktazilah, waidiyah, tafdhiliyah, ikhbariyah, musyabbihah, salafiyah, dan orang yang tersesat dari jalan allah.[17]

2. Dalam Masalah Nubuwah (Kenabian)
Diantara Kekeliruan syiah dalam bidang nubuwah
A. Ishmah
mereka meyakini bahwa para pemimpin mereka maksum seperti rosulullah saw. Alshoduq berkata “keyakinan kami bahwa para nabi, para rosul, para aimmah, para malaikat mereka semua maksum (dijaga dan disucikan dari segala kotoran, dan mereka tidak berbuat dosa kecil maupun besar. ..”.[18]
B. Pemimpin syiah lebih utama dari pada para Nabi dan Maliakat
berkata muhammad baqir alsyari’ati : “tidak diragukan bahwa mereka lebih baik dari para nabi dan para malaikat, dan merekalah tonggak imamah dan khilafah”. [19]
3. Dalam Masalah Imamah
a. imamah  sesuai keyakinan mereka harus dengan tekstual. Imam terdahulu harus menentukan imam penggantinya secara tekstual dan langsung ditunjuk orangnya, bukan dengan bahasa isyarat. Imamah sesuatu yang sangat penting, yang tidak boleh terpisahkan antara rosulullah saw dengan umat dan tidak boleh dibiarkan masing-masing orang menyampaikan pendapatnya tentang imamah sendiri-sendiri. Justru harus ditentukan seseorang menjadi tempat bertanya dan rujukan.[20]
Berkata muhammad ridho mudoffir, : “kami meyakini bahwa imamah adalah salah satu asas agama, tidak sempurna iman kecuali dengan meyakini adanya imamah…”[21]
B. Bada’
yaitu faham yang menyakini bahwa allah bisa salah dalam menetapkan sesuatu. [22]
hal itu karena mereka menakwilkan surat alro’du ayat 34, dan berkata bahwa allah telah menjanjikan kepadaku sesuatu tetapi yang ada sebaliknya.

c. Taqiyah
dianggapnya sebagai salah satu pokok ajaran agama. Barangsiapa yang meninggalkan taqiyah sama hukumnya meninggalkan sholat. Barangsiapa yang meninggalkannya sebelum ia tampil maka ia telah keluar dari agama allah dan agama imamiyah. Diriwayatkan bahwa tidak ada yang lebih dicintai allah di bumi ini melainkan taqiyah.[23]
d. Raj’ah
orang yang perrtama berpendapat raj’ah dalam syiah adalah abdullah ibn sab’ah yahudi, dengan berkata : “saya kagum pada orang yang berkata isa akan kembali tetapi tidak berkata muhammad akan kembali. Maka ketika ali terbunuh, ia mulai menyebarkan isu bahwa ali belum terbunuh, tetapi diangkat ke langit dan akan kembali lagi ke dunia.”[24]

4. DALAM BIDANG FIKIH
A. Nikah Mut’ah  (Kawin Kontrak)
syiah imamiyah menghalalkan nikah mut’ah dan allah memberi pahala banyak bagi yang melakukannya. mereka berdalil dengan surat alnisa’ ayat 24.
b. I’adah alfarj
mereka myakini bahwa meminjam atau meminjamkan kemaluan hukumnya boleh. Maksudnya sebagaimana dijelaskan oleh sayyid husain almusawi; “seseorang memberikan istrinya atau budaknya kepada orang lain, maka halal baginya bersenang-senang dengannya (berhubungan badan/ jima’) dan berbuat sesukanya, atau ketika ada seseorang yang ingin bepergian ia menitipkan istrinya kepada tetangganya atau temannya atau orang yang dipilihnya, maka boleh baginya berbuat semaunya selama masa safarnya, yang demikian diperbolehkan supaya suaminya merasa tenang dengan istrinya, agar ia tidak berzina disaat ia pergi…”.[25]
c. madzhab syiah selalu dinisbahkan ke madzhab ja’fari, meskipun tidak ada hubungan sama sekali antara madzhab ja’fari dengan madzhab syiah, karena sebagian besar karya fiqih syiah imamiyah ditulis setelah lebih dari dua ratus tahun kematian ja’far shodiq. Atau bisa dikatakan sanadnya tidak terhubung/ terputus.[26]
d. mereka menyelisihi madzhab ahlu sunnah wal jama’ah tetapi kalau mereka melakukannya adalah bagian dari taqiyah sebagai keyakinan mereka. [27]

 III.            SYIAH DI INDOENESIA
1. Penyebaran Syiah Di Dunia
sekte syiah imamiyah termasuk sekte yang paling berbahaya dan termasyhur, hal itu dikarenakan mereka tersebar meluas di setiap penjuru dunia, dan iran adalah pusat syiah, secara khusus pusat sekte syiah imamiyah. Karena sekte ini sekte yang paling berbahaya pada masa ini, dengan jumlah mereka yang banyak dan tersebar di dunia.
Adapun tempat tersebarnya sekte ini, asia dianggap sebagai tempat yang strategis dalam menyebarkan sekte ini.  Dan iran adalah pusatnya, bahkan satu-satunya negara di dunia yang menjadikan hukum syiah sebagai hukum negara. Sebagaimana yang diberitakan ensiklopedia inggris pada tahun 1997 bahwa penyebaran syiah meliputi Kawasan Afghanistan, Azribaijan, Bahrain, India, Iran, Iraq, Kuwait, Libanon, Oman, Pakistan, Qotar, Saudi, Emirat Arab, dan tidak hanya pada negaara-negara tersebut[28], termasuk indonesia, sebagaimana yang akan penulis jelaskan.
2. Penyebaran Syiah Di Indonesia
Farid ahmad okbah menjelaskan tentang penyebaran syiah di indonesia: “Setelah meletusnya revolusi Iran pada tahun 1979 M, paham Syi’ah Imamiyah (Syi’ah Itsna Asyariyah) mulai masuk ke Indonesia. Diantara tokoh yang terpengaruh dengan paham Syi’ah adalah Husain al-Habsy, Direktur Pesantren Islam YAPI Bangil. Al-Habsy kemudian aktif menyebarkan ideologi Syi’ah dengan kemasan apik dan berslogan persatuan kaum muslimin.
Pada tahun 1980-an, al-Habsy mengirim sejumlah santrinya untuk belajar di Hauzah Ilmiyah di Qum, Iran. Sepulang dari Qum, para santri kemudian menyebarkan ajaran Syi’ah melalui sejumlah kegiatan, baik di bidang politik, pendidikan, media, sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Dalam bidang politik, mereka masuk ke partai-partai. Dalam bidang pendidikan mereka mendirikan sekolah dari TK sampai Perguruan Tinggi. Dibidang media mereka mendirikan koran, majalah, televisi, penerbitan buku, selebaran, dsb. Dalam bidang sosial, mereka mempraktekkan nikah mut’ah. Dalam bidang ekonomi mereka membuka toko-toko, membeli angkutan-angkutan umum, dan aktif dalam dunia perdagangan secara umum. Dalam bidang medis, mereka membangun rumah sakit dan klinik pengobatan. Pada tahun 1993, jati diri al-Habsy sebagai orang Syi’ah terkuak saat dia mengirimkan laporan kegiatan Syi’ah Indonesia ke Ayatullah di Iran dan saat itu 13 guru yang bermadzhab Ahlussunnah keluar dari pesantrennya”[29]
3. CORAK SYIAH DI INDONESIA
Menurut Badan Intelejen Negara di dalam “Gerakan Islam Transnasional Dan Pengaruhnya Di Indonesia” menyebutkan bahwa Syi’ah di Indonesia ada dua corak:
1. Syi’ah Politik, untuk membentuk Negara Islam (para pengikut ide-ide politik dan intelektual Syi’ah)
2. Syi’ah non politik, untuk membentuk masyarakat Syi’ah (para pengikut fiqhiyah syi’ah)
Selanjutnya, Syiah mengalami perselisihan, namun tidak mengarah kepada perpecahan, karena saling melengkapi:
Kubu pertama adalah LKAB (Lembaga komunikasi Ahlul Bait) yang merupakan wadah para alumni al Qum. Kubu ini dimotori oleh ICC Jakarta yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Republik Islam Iran (RII). LKAB membawai Yayasan Al Munthazar, Fathimah Aqilah, Ar Radiyah, Mulla Sadra, An Naqi, Al Kubra, Al Washilah, MT Ar Riyahi dan gerakan dakwah Al Husainy. LKAB berkantor di Jl Bintaro KODAM Grand Bintaro Jaksel.
Kubu kedua dipegang oleh IJABI. Dalam kubu ini metode taqiyah kurang disenangi. Sebaliknya, IJABI tampak lebih pluralis. Hal ini terlihat dari beberapa tokoh Sunni yang menjadi pengikut IJABI. Kiblat IJABI, bukanlah ke Iran, melainkan Marja Lebanon di bawah pimpinan Ayatollah Sayyed Mohammad Hussein Fadlallah. Tokoh utama di Indonesia adalah Dr Jalaluddin Rahmat.
Para pengikut Syi’ah keturunan Arab melakukan gerakan dengan bertaqiyah (sikap menyembunyikan diri), tidak mau berterus terang mengakui sebagai pengikut syi’ah, secara dhahir mereka tampil sebagai orang syafi’i, seperti Habib Ali Baagil (otak pengeboman Gedung BEJ), Habib Husein Al Habsyi (Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia), Abdullah As Segaf (Ikatan persatuan Ahlul Bait Indonesia), Habib Saleh Al Idrus (majelis Dzikir Nurkhaerat Posotokoh perlawanan Poso) dll.
Jaringan Syiah di Jawa Timur berpusat di Ponpes YAPI Bangil pimpinan Ustad Husen Al Habsyi, sedangkan jaringan Syi’ah di Jawa tengah berpusat di Ponpes Al Hadi Pekalongan pimpinan Ahmad Baraqbah dan Toha Musawa. Di Yogyakarta bepusat di Yayasan Roushan Fikr yang dipimpin oleh Sofwan (kader Syiah radikal).[30]
4.  VISI SYIAH DI INDONESIA
Langkah utama Syi’ah Indonesia saat ini:
a. Mengkonsolidasikan semua yayasan Syi’ah dan meminimalisir perbedaan
b.Berupaya keberadaanya diterima oleh kalangan muslim Indonesia dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
c. Berupaya mendirikan Marja al Taqlid sebuah institusi agama yang sangat terpusat, diisi oleh ulama-ulama syi’ah terkemuka dan memiliki otoritas penuh untuk pembentukan pemerintah dan konstitusi Islam.[31]
Di dalam Majalah Hidayatullah, Rabi’ul Tsani 1430H/ April 2009, halaman 29 disebutkan :
“Menurut pusat data lembaga penelitian Syi’ah di Yogyakarta, Rausyan Fikr, seperti disampaikan dalam makalah yang ditulis oleh Pengurus wilayah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Yogyakarta, AM Safwan, pada tahun 2001, terdapat 36 yayasan Syi’ah di Indonesia dengan 43 kelompok pengajian. Sebanyak 21 yayasan/ kelompok pengajian di tingkat provinsi, dan 33 yayasan/ kelompok pengajian di tingkat kabupaten. Kota.
Tidak hanya melalui pengajian, upaya penyebaran paham Syi’ah juga gencar dilakukan melalui penerbitan buku. Menurut hasil hitungan Rausyan Fikr, hingga Februari 2001 saja, tidak kurang 373 judul buku mengenai Syi’ah telah diterbitkan oleh 59 penerbit yang ada di Indonesia.
Maka dari itu Syiah merupakan ancaman yang sama besarnya seperti ancaman zionis bagi umat islam, oleh karena itu, perlu bagi kita untuk mengetahui sejauh mana peran dan penyebaran mereka di tengah-tengah kita, agar kita selalu waspada dan berhati-hati terhadap bahaya dan makar yang kelak senantiasa mereka lakukan terhadap umat islam. Berikut data-data syiah di indonesia yang untuk saat ini bisa kami himpun.”
Adapun data tentang lembaga dan penyebaran syiah telah ditulis di buku Fakta dan Data Perkembangan Syi’ah di Indonesia ileh farid okbah.
5. PETA PERGERAKAN SYIAH DI INDONESIA[32]
Nama-Nama Yayasan
1. Yayasan Fatimah Jakarta
2. Yayasan Al-Muntazhar Jakarta
3. Yayasan Al-Uqailah
4. Yayasan Ar-Radhiyyah
5. Yayasan Mula Shadra Bogor Jawa Barat
6. Yayasan An-Naqi
7. Yayasan Al-Qurba
8. Yayasan YAPI Bangil Jawa Timur
9. Yayasan Al-Itrah Jember Jawa Timur
10. Yayasan Rausyan Fikr Jogjakarta
11. Yayasan Babiem Jember Jawa Timur
12. Yayasan Muthahhari Bandung Jawa Barat
13. YPI Al-Jawad Bandung Jawa Barat
14. Yayasan Muhibbin Probolinggo
15. Yayasan Al-Mahdi Jakarta
16. Yayasan Madinatul Ilmi Depok Jawa Barat
17. Yayasan Insan Cita Prakarsa Jakarta
18. Yayasan Asshidiq Jakarta
19. Yayasan Babul Ilmi Bekasi Jawa Barat
20. Yayasan Az-Zahra Jakarta
21. Yayasan Al Kazhim Jakrta
22. Yayasan Al Baro’ah Tasikmalaya Jawa Barat
23. Yayasan 10 Muharrom Bandung Jawa Barat
24. Yayasan As Shodiq Bandung Jawa Barat
25. Yayasan As Salam Majalengka Jawa Barat
26. Yayasan Al Mukarromah Bandung Jawa Barat
27. Yayayasan Al-Mujataba Purwakarta Jawa Barat
28. Yayasan Saifik Bandung Jawa Barat
29. Yayasan Al Ishlah Cirebon Jawa Barat
30. Yayasan Al-Aqilah Tangerang Jawa Barat
31. Yayasan Dar Taqrib Jepara Jawa Tengah
32. Yayasan Al Amin Semarang Jawa Tengah
33. Yayasan Al Khoirat Jepara Jawa Tengah
34. Yayasan Al Wahdah Solo Jawa Tengah
35. Yayasan Al Mawaddah Kendal Jawa Tengah
36. Yayasan Al Mujtaba Wonosobo Jawa Tengah
37. Yayasan Safinatunnajah Jawa Tengah
38. Yayasan Al Mahdi Jember Jawa Timur
39. Yayasan Attaqi Pasuruan Jawa Timur
40. Yayasan Azzhra Malang
41. Yayasan Ja’far Asshodiq Bondowoso Jawa Tengah
42. Yayasan Al Yasin Surabaya Jawa Timur
43. Yapisma Malang Jawa Timur
44. Yayasan Al Hujjah Jember Jawa Timur
45. Yayasan Al Kautsar Malang Jawa Timur
46. Yayasan AL Hasyimm Surabaya Jawa Timur
47. Yayasan Al Qoim Probolinggo Jawa Timur
48. Yayasan al-Kisa’Bali
49. Yayasan Al Islah Makasar Sulawesi
50. Yayasan Fikratul Hikmah Makasar Sulawesi
51. Yayasan Sadra Makasar Sulawesi
52. Yayasan Pinisi Makassar Sulawesi
53. Yayasan Lentera Makassar Sulawesi
54. Yayasan Nurtsaqolain Sulawesi Selatan
55. Yayasan Shibtain Riau Sumatra
56. Yayasan Al Hakim Lampung Sumatra
57. Yayasan Pintu Ilmu Palembang Sumatra
58. Yayasan Ulul Albab Aceh Sumatra
59. Yayasan Amali Medan Sumatra
60. Yayasan Al Muntadzar Samarinda Kalimantan
61. Yayasan Arridho Banjarmasin Kalimantan



Yayasan Az-Zahra Malang Jawa Timur
• Kegiatan pendidikan, Madrasah Al-Kautsar dari tingkat dasar sampai menengah.
• Membangun komplek perumahan seluas puluhan hektar

Nama Majlis Taklim
1. Majlis Taklim Ar-Riyahi
2. Majlis Taklim Ummu Abiha Jakarta
3. Majlis Taklim Al Bathul Jakarta
4. Majlis Taklim Haurah Sawangan Depok Jawa Barat
5. Majlis Taklim Al Idrus Purwakarta Jawa Barat
6. Majlis Ta’lim An-Nur Tangerang Jawa Barat
7. Majlis Taklim Al Jawad Tasikmalaya Jawa Barat
8. Majlis Ta’lim Al-Alawi Probolinggo Jawa Timur
Nama Ikatan Organisasi
1. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI)
2. Ikatan Pemuda Ahlulbait Indonesia (IPABI)
3. Himpunan Pelajar Indonesia (HPI)Iran
4. Shafful Muslimin Indonesia
5. Ikatan Pelajar Indonesia di Iran (ISLAT)
6. Perkumpulan Ahlul Bait Indonesia (TAUBAT)
9. Ahlu Bait Indonesia (ABI), dll
Nama Centre dan Forum
1. Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta
2. Tazkiyah Jakarta
3. Al Hadi Jakarta
4. Al-Iffah Jember Jawa Timur
5. Forum Komunikasi Ahlul Bait (LKAB)
Nama Lembaga Pendidikan
1. SMA Plus Muthahhari Bandung dan Jakarta
2. Pendidikan Islam Al-Jawad
3. Islamic College for Advanced Studies
4. Sekolah Lazuardi dari Pra TK sampai SMP Jakarta
5. Sekolah Tinggi Madinatul Ilmu Depok Jawa Barat
6. Madrasah Nurul Iman Sorong Irian
7. Pesantren Al-Hadi Pekalongan
8. Pesantren YAPI Bangil Jawa Timur
Nama Penerbit Buku
1. Lentera
2. Pustaka Hidayah
3. Mizan
4. Yapi Jakarta
5. Al-Hadi
6. Al-Jawwad
7. Islamic Center Al-Huda
8. Muthahhari Press/Muthahhari Papaerbacks, dll
Nama Penulis
1. Alwi Husein
2. Muhammad Taqi Misbah
3. O.Hasyim
4. Jalaluddin Rakhmat
5. Muhsin Labib
6. Husein Al-Kaff
7. Sulaiman Marzuqi Ridwan
8. Dimitri Mahayana, dll
Mukhtamar
Mukhtamar III Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI) di Sulawesi, 28 Februari – 1 Maret 2008 dihadiri oleh seribu peserta dai Indonesia. Bertindak sebagai pembicara adalah Syaikh Muhammad Salak, wakil Majma’ Ahlul Bait Teheran, Ayatullah DR. Sayyed Muhammad Musawi, pimpinan ahlul bait London, Jalaluddin Rachmat Ketua Dewan Syurah Ijabi Indonesia.
Ikatan Jamah Ahlul Bait Indonesia (IJABI)
• Tanggal didirikan 1 Juli 2000 di Bandung, Jawa Barat
• Pendiri : Jalaluddin Rachmat, Dimitri Mahayana, Hadi Suwastio
• Ketua Dewan Syura : Jalaluddin Rachmat
• Ketuhan Pelaksana: Dimitri Mahayana
• Kebanyakan pengikut mereka dari kalangan pelajar
• Di tahun 2008 M
1. IJABI merupakan organisasi Syi’ah satu-satunya yang resmi
2. Tersebar di 33 propinsi
3. Anggotanya 5 juta orang, menurut pengakuan Jalaludin (tapi ini taqiyah)
Islamic Cultural Centre (ICC) Jakarta
Pendiri: Haidar Bagir, Jalaluddin Rakhmat, Umar Shahab
Direktur: Muhsin Hakimullah
Alamat : . Buncit Raya Kav
. 35 Pejaten Barat Jakarta 12510
PO.BOX 7335 jkspm 12073 Telp.: 021-7996767 Faks.: 7996777
Yayasan Al Itrah Bagil Jawa Timur
• Tahun didirika: 1996 M
• Ketua: Ali Ridho Assegaf
• Wakil Ketua: Muhammad Baqir
• Sekertaris: Zaid Alaydrus
• Kegiatan Pendidikan:
1. Taman Kanak-kanak “al-Abrar”
2. Sekolah Dasar “Mitra Ilmu” dan telah dikunjungi oleh mentri pendidikan Iran saat dalam kunjungannya ke Indonesia
.
3. SMP “Yapi”
4. Ma’had “Yapi”

Nama Majalah
1. Majalah Syi’ar
2. Majalah Al-Huda
3. Majalah Al-Hikmah
4. Majalah Al-Musthafa
5. Majalah Al-Mawaddah
6. Majalah Harian Al-Quds
7. Majalah Al-Tanwir
8. Majalah Al-Jawwad
9. Majalah Al-Ghadir
10. Majalah Babim, dll
Nama Radio dan Televisi
1. IRIB (Radio Iran siaran bahasa Indonesia)
2. Hadi TV, tv satelite (haditv.com)
3. TV Al-Manar, Libanon, dpt diakses sejak April 2008, bekerja sama dengan INDOSAT
4. Myshiatv.com
5. Shiatv.net
6. Radio Silaturahmi (RASIL 720 AM) Jakarta
Nama Website
Nama Blog
Ritual
1. Peringatan Maulid Nabi
2. Peringatan Idul Ghadir
3. Pelaksanaan ritual Shalat Iedain
4. Pelaksanaan ritual Lailatul Qadr
5. Peringatan Asyura.
6. Taqiyah
7. Majlis Doa Kumail, malam Jumat.
8. Ghadir Khum


6. FATWA MUI
Faham Syiah[33]
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut:
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Perbedaan itu di antaranya :
1. Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait,sedangkan Ahlu Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama,sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan umat.
5. Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).

Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah
Ditetapkan : Jakarta, 7 Maret 1984 M
4 Jumadil Akhir 1404 H

KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua
ttd
Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML
Sekretaris
ttd
H. Musytari Yusuf, LA




PENUTUP
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa syiah adalah sekte yang mengaku mencintai ali ibn abu tholib dan menisbahkan kepadanya imamah. Sekte syiah atau juga dikenal di kalangan ahlus sunnah wal jamaah dengan sebutan rofidhah adalah sekte yang mengatas namakan islam tetapi pada kenyataannya mereka tidak mengamalkan ajaran islam bahkan menyelisihi islam itu sendiri.
Di indonesia, syiah imamiyah tersebar luas bahkan sudah menancapkan kukunya di bumi nusantara dan mereka mempunyai markas  yang telah diakui ICC. Jaringan syiah di indonesia rapi dan kuat, sebagai bukti mereka mampu mendirikan banyak lembaga dan sekolah-sekolah untuk menyebarkan pemikiran mereka.
Pada prinsipnya sekte syiah banyak menyelisihi pemahaman agama islam yang difahami oleh ahlus sunnah wal jamaah. Bahkan banyak ajaran mereka yang dimasuki ajaran yahudi dan nasrani seperti adanya reinkarnasi, hulul, raj’ah, menuhankan makhluq dan lain-lain. Begitu juga dalam masalah muamalah mereka menghalalkan nikah mut’ah (kawin kontrak) padahal hukumnya sudah di mansuh di dalam islam, dan juga bolehnya I’aroh alfarj.
Karena alasan tersebut, mui pada tahun 1984 mengeluarkan statemen kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Mishbah Al-Munir
Al-qur’an Al-karim
Al-Sholabi, Ali Muhammad, Dr. Fikru Alkhowarij Wa Alsyi’ah Fi Mizan Ahli Alsunnah Wa Aljama’ah. (Kairo: dar ibn hazm. Cet. I, 2008)
Al-Syahrostani, muhammad ibn abdul hakim,  Al-Milal Wa Al-Nihal. (beirut: dar  alkutub alilmiyah, cet. VIII. 2009).
Farid ahmad okbah, Fakta dan Data Perkembangan Syi’ah di Indonesia (Penerbit: Perisai Qur’an Cet.I. 2012)
Gerakan Islam Transnasional Dan Pengaruhnya Di Indonesia, (di release dan diedarkan oleh BIN)
Lisan Al-arab
MAKTABAH SYAMILAH
Thoha ali al-sawah, Mauqif Alazhar Alsyarif Min Alsyiah Alistna Asy’ariah. (risalah magister).
WAMY , Gerakan Keagamaan Dan Pemikiran, (jakarta : al-I’tishom, cet. VI. 2008.)




[1] Menurut imam syahrostani kelompok syiah terdiri dari lima kelompok utama, dari kelompok tersebut terpecah lagi menjadi dua puluh kelompok. (lihat almilal wa alnihal).
[2] Lisan alarab
[3] Almishbah almunir
[4] Dr. ali muhammad Al-sholabi,,. fikru alkhowarij wa alsyi’ah fi mizan ahli alsunnah wa aljama’ah. (kairo: dar ibn hazm. Cet. I, 2008). Hal. 63
[5] Gerakan keagamaan dan pemikiran, WAMY (jakarta : al-I’tishom, cet. VI. 2008.)hal.218
[6] Syahrostani, almilal w alnihal. (beirut: dar alkutub alilmiyah, cet. VIII. 2009). Hal. 144-145
[7] Lihat almilal wa alnihal, hal. 144-67
[8] Mauqif alazhar alsyarif min alsyiah alistna asyariah,hal. 65
[9] Ibid. hal. 67
[10] Ibid. hal. 68
[11] Ibid. hal.71
[12] Ibid. hal. 72-73
[13] Ibid. hal. 74
[14] Ibid. hal. 79-80
[15] Ibid. hal. 82
[16] Ibid. hal. 84
[17] Almilal wa alnihal, op.cit. hal. 163-166
[18] Ibid. hal. 90
[19] Ibid. hal 90-91
[20] Wamy, Op.cit. hal. 221
[21] Ibid. hal. 93
[22] Ibid. 145-146
[23] Ibid. hal. 142-143
[24] Ibid. hal. 147.
[25] Ibid. hal. 170
[26] Ibid. hal. 155
[27] Ibid. hal. 155
[28] Ibid. hal. 37
[29] Farid ahmad okbah, Fakta dan Data Perkembangan Syi’ah di Indonesia (Penerbit: Perisai Qur’an Cet.I. 2012)
[30] gerakan islam transnasional dan pengaruhnya di indonesia, di release dan diedarkan oleh BIN
[31] Ibid. “gerakan islam transnasional dan pengaruhnya di indonesia
[32] Ibid. farid okbah. 
Fatwa MUI/Bidang Aqidah dan Aliran Keagamaan

Powered By Blogger