ULAMA TANAH SUCI DARI TANAH JAWA
Disusun oleh : Dzul Kifli Hadi Imawan Ibnu Muhammad Amnan Alqudsy, Lc
Banyak ulama kita (anak bangsa indonesia) yang pernah menjadi maha
guru para ulama di timur tengah terutama di makkah almukarramah dan madinah
almunawwarah. Tidak hanya menuntut ilmu semata, tetapi dengan kesungguhan
mereka dalam belajar mereka menjadi sandaran para ulama dalam berbagai bidang
keilmuan seperti tafsir, ilmu qiroah, fiqh, ushul fiqih, hadis, mushtolah
hadis, tasawwuf siroh, nahwu, shorof, mantik, falak, balaghoh, arudl (sastra
dan syair arab), hisab dan keilmuann lainnya. Diantara kelebihan mereka adalah
keilmuan yang mereka dapatkan merupaakan ilmu yang bersanad atau tersambung
sampai dengan rosulullah saw, sahabat dan tabiin. Sehingga ilmu mereka adalah
ilmu yang teruji kebenaarannya.
Setelah ilmu mereka dinilai mumpuni dan diberikan ijazah untuk mengajar,
banyak dari mereka yang mengajarkan ilmunya di masjidil haram saat itu (semasa
makkah masih berada di bawah kekhilafahan turki utsmani, bukan kerajaan saudi)
seperti syaik muhammad mahfud altarmasi (pacitan), syaikh nawawi albantani
(banten), syaikh khotib minangkabau dan lainnya, bahkan mereka menghabiskan
hidupnya dan meninggal di makkah. tetapi banyak pula dari mereka setelah
mengajar di masjidil haram kembali lagi ke indonesia untuk menyebarkan ilmu dan
berdakwah seperti syaikh muhammad hasyim asy’ari, syaikh baidlawi lasem, syaikh
ali ibn abdul hamid kudus dan ulama lainnya.
Begitu juga termasuk kelebihan mereka adalah mereka adalah ulama
yang produktif dalam menghasilkan karya tulis (kitab) dari berbagia disiplin
ilmu. Banyak karya mereka yang sudah dicetak baik oleh percetakan lokal
(indonesia) maupun luar negeri khusunya timur tengah. Tetapi banyak juga karya
mereka yang masih berupa manuskrip dan belum tercetak.
Berikut ini biografi singkat para ulama tanah suci dari tanah jawa:
1. SYAIKH MUHAMMAD MAHFUD IBN ABDULLAH ATTARMASI
Di dalam kitab imta’u al-fudhola’ bi tarajim al-qura’ fima ba’da
alqar’n al-tsamin al-hijri yang ditulis oleh ilyas ibn ahmad albarmawi (dosen
alqur’an alkarim dan ilmu tajwid di masjid nabawi assyarif) :
هو العلامة
المحدث السند الفقيه الأصولى الشيخ محمد محفوظ بن عبد الله بن الحاج عبد المنان
الترمسي الجاوي ثم المكي ثم الشافعي.
Dia adalah ahli hadis yang mempunyai sanad, ahli fiqih dan ushul
madzhab syafi’i syaikh muhammad mahfud ibn abdullah ibn abdul mannan asal
tarmas jawa timur, kemudian tinggal di makkah. Lahir di desa termes, tanggal 12
jumadil ula-1285 H di termes.
Riwayat pendidikannya
Ia belajar dasar-dasarr fiqih kepada para ulama jawa. Kemudian
pindah ke tanah suci bersama ayahnya di makkah. Disana ia melanjutkan untuk
mencari ilmu, ia belajar hadis, fiqih, mushtholah, qiroat 14. Dalam belajar ia
rajin dan bersungguh-sungguh sehingga ia cermelang dalam bidang hadis dan ilmunya (mustholah), terkenal dalam
ilmu fiqih, ushul , qiroat dan ilmu-ilmu yang lain. Sehingga hal ini membuat
guru-gurunya memberikan ijazah kepadanya
untuk mengajar. Kemudian ia mulai menggajar dimasjidil haram dan di rumahnya,
banyak murid yang menimba ilmu darinya dan menjadi ulama lewat tangannya.
Guru-gurunya :
1.
Sayyid
abu bakar ibn muhammad bin syatho, ia belajar darinya hadis dan ilmu riwayat
2.
Sayyid
hasan ibn muhammad alhabsyi almakki, ia belajar kepadanya mushtholah hadis
3.
Al’alamah
syaikh muhammad said baabshil
4.
Syaikh
muhammad syarbini, ia belajar darinya ilmu qiroat 14
Murid- muridnya ;
1.
Rodin
dahlan semarang
2.
Muhammad
dimyathi attarmasi
3.
Kholil
lasem
4.
Diltar
muqlani
5.
Muhammad
hasyim asy’ari jombang
6.
Muhammad
faqih ibn abdul jabbar maskumambang
7.
Abdul
muhaimin ibn abdul aziz lasem
8.
Nawawi
pasuruan
9.
Abbas
buntet cirebon
10.
Abdul
mukhith ibn ya’qub suria
11.
Habibullah
syanqithi
12.
Umar
ibn hamdan mahrasi
13.
Ahmad
almukhollalati syam
14.
Muhammad
baqir ibn nur jogja
15.
Ma’shum
ibn ahmad lasem
16.
Abdul
wahhab hasbullah jombang
17.
Almuammar
umar ibn abi bakar bajunaid almakki
18.
Ali
ibn abdullah banjar almakki
19.
Muhammad
abdul baqi alayyubi loknawe almadani
20.
Abdul
qodir ibn shobir almandahili almakki
Di dalam a’lamul makkiyin yang ditulis oleh abdullah alma’allami ia
menyebutkan boografi syaikh muhammad mahfud attarmasi sebagai berikut ;
“muhammad mahfud ibn abdillah ibn abdul manan termes jawa, almakki
al-syafi’i. lahir di desa termes jawa timur. Belajar dasar-dasar fiqih dari
ulama desa termes. Dan ia sudah menghafal alqur’an sejak kecil. Datang ke
makkah tahun 12291 H dan tinggal disana bersama ayahnya. ….”
2. ARSYAD BANTEN 1255-1353 H
Arsyad ibn as’ad ibn mushthofa ibn as’ad yang dikenal dengan
julukan al-thowil albantani aljawi almakki (jawa-makkah). Ia adalah seorang
ahli fiqih, ushul fiqih. Lahir di desa manis daerah banten. Ia diajak bapaknya
pergi ke makkah tahun 1263 H. ayahnya sangat memperhatikan pendidikannya
sehingga iamampu menghafal alqur’an alkarim dan berbagai matan ilmu fiqih dan
nahwu. Ia menghadiri pelajaran-pelajaran sayyid ahmaad zaini dahlan di masjidil
haram dalam bidang fiqih, nahwu, siroh, begitu juga ia menghadirri pelajaran
syaikh nawawi albantani, syaikh abu bakar syatho, syaikh umar syatho, dan
syaikh ustman syatho. Ia belajar hadist kepada sayyid muhammad husain alhabsyi
almakki, dan sayyid husain ibn muhammad hasbullah almakki. Ia kemudian pindah
ke madinah almunawwarah, dan belajar kepada syaikh abdul ghoni almujadidi, dan
sayyid ali ibn dhohir alwatari, dan ahli hadis falih ibn muhammad aldhohiri,
serta syaikh abdul jalil baradah sampai ia mendapat ijazah. Setelah itu ia
mulai mengajar di masjidil haram, ia mengajar fiqih dan nahwu. Banyak murid
yang belajar kepadanya, dan Kebanyakan muridnya berasal dari jawa. Pada tahun
1311 H ia pergi ke jawa untuk mengunjungi keluarganya dan menyebarkan ilmu
disana. Ia berazam untuk kembali ke makkah almukarramah tetapi tidak bisa
(karena sakit). Ia meninggal di menado (mitado).
3. ALBANTANI 1285-1348 H
Muhammad arif ibn muhammad wasi’ aljawi almakki alsyafi’I
(jawa-makkah). Seorang alim fadhil, ia lahir dan tumbuh di banten jawa barat.
Ia pergi ke makkah untuk mencari ilmu. Disana ia belajar kepada syaikh muhammad
sholih bafadhl dan syaikh muhammad hasbullah dan ulama-ulama lain. Kemudian ia
mengajar di masjidil haram sedang rumahnya di qosyasyiyah. Ia meninggal di
makkah almukarramah.
4. ALBANJARI 1285-1370 H
Ali ibn abdullah ibn mahmud ibn muhammad arsyad ibn abdullah
albanjari alindonesiy almakki alsyafi’I (banjar, indonesia-makkah). Seorang
alim yang zuhud dan ahli fiqih. Lahir di makkah almukarramah dan tumbuh disana.
Ia belajar alqur’an dan matan-matan ilmu nahwu, shorof, fiqih dan lainlain. Ia
belajar kepada sayyid abu bakar ibn muhammad syatho ilmu nahwu, shorof, fiqih, tafsir.
Dan belajar kepada syaikh sa’id yamani ilmu fiqih, hadist. Dari mereka ia
menguasai dan lulus dalam ilmu nahwu, shorof dan fiqih. Ia juga belajar ilmu
falak kepada syaikh muhammad ibn yusuf alkhoyyath dan menghadiri pelajaran
sayyid husain ibn muhammad alhabsyi dalam ilmmu hadis, begitu juga sayyid alawi
ibn ahmad alsaqqof, dan mufti makkah syaikh abid ibn husain ibn ibrahim
almaliki. Ia juga belajar kepada syaikh muhammad mahfud attarmasi dalam bidang
fiqih, nahwu dan mengambil darinya ijazah. Setelah mendaptkan ijazah dari
guru-gurunya ia mengajar di masjidil haram dalam bidang ilmu nahwu, shorof,
fiqih madhab syafi’i. rumahnya yang berada di syamiyah dijadikan sebagai tempat
belajar untuk murid-muridnya. Ia meninggal di makkah almukarramah. Diantara
karyanaya: alkaukab albarri fi tsabat albanjari.
5. TEMBUSI 1280-1359 H
Abu bakar ibn syihab ibn abdurrahman ibn abdillah tembusi aljawi
alsyafi’I (jawa). Seorang ulama besar yang mempunyai sifat wara’ dan zuhud.
Datang ke makkah tahun 1300 H, dan belajar ilmu dari para ulama makkah seperti
syaikh hasbullah, syaikh umar albarakati alsyami, syaikh muhammad sa’id
baabshil, syaikh umar bajunaid, syaikh habibullah alsyinqithi, syaikh khidr
syinqithi dan ulama lainnya. Ia mengajar di masjidil haram dan di rumahnya yang
terletak di syamiyah sampai ia meninggal di makkah almukarramah.
6. TEMBUSI ….-1369 H
Utsman ibn abdillah tembusi. Salah seorang murid syaikh muhammad
ibn sulaiman hasbullah di makkah almukarramah. Ia bermulazamah dan mengambil
ilmu darinya. Meninggal di makkah almukarramah sedang umurnya melewati seratus
tahun.
7. ALBUGHURI 1302-1372 H
Muhammad ahid ibn muhammad idris ibn abi bakar ibn tubagus
mushthofa albakri albughuri almakki (bogor-makkah). Lahir di negaranya (bogor,
jawa barat indonesia) tumbuh dan belajar dasar-dasar ilmu agama kepada ulama
setempat. Kemudian ia melanjutkan sekolah negeri hingga jenjang tsanawiyah.
Kemudian ia pergi ke makkah almukarramah. Disana ia belajar kepada syaikh
mukhtar ibn ‘thorid albughuri yang dikenal dengan albatawi almakki
(betawi-makkah). Darinya ia belajar banyak ilmu fiqih, ushul, hadits, nahwu,
falak, dan mendapatkan ijazah untuk meriwayatkan ilmu darinya. Ia juga belajar
dari syaikh ahmad sasnusi dan mendapatkan ijazah. Juga belajar dari sayyid ahmad
muhammad ibn ahmad ridlwan almadani dan anaknya syaikh abbas ibn muhammad ibn
ahmad ridlwan dan ulama lainnnya. Setelah mendapat ijazah, ia mengajar
dimasjidil haram. Tempat halaqoh mengajarnya dimasjidil haram di pintu nabi,
banyak murid yang datang kepadanya untuk menimba ilmu. Disamping itu ia juga
menggunakan rumahnya yang terletak di jabal qobis untuk mengajar, dan berlanjut
sampai ia meninggal. Diantara muridnya adalah abdul qodir mandili, sayyid
muhammad ibn ali almusawi, syaikh ibrahim mandili, dan lain laiin. Meninggal di
makkah almukarraamah.
Karyanya antara lain : hasyiyah ala umdah alabrar fi manasik alhaj
wa ali’timmar, ta’liqot ala jami’ altirmidzi, ta’liqot ala nudhum alqowaid
alfiqhiyah, tsabat.
8. ALJOGJAWI 1306-1363 H
Baqir ibn muhammad nur ibn fadli ibn ibrahim ibn ahmad aljogjawi
alsyafi’I alindonisiy almakki (jogja, indonesia-makkah). Lahir di kota jogja
jawa tengah, kemudian pergi ke makkah almukarramah dan menetap disana. Dimakkah
ia mencari ilmu dan belajar kepada syaikh muhammad mahfud ibn abdullah
altarmasi, syaikh ahmad ibn abdul lathif minangkabau, sayyid husain ibn
muhammad alhabsyi, sayyid muhammad salim alsari, dan meriwayatkan ijazah dari
qhodli yusuf nabhani, sayyid abdul hayyi alkattani, syaikh abi syu’aib
alshiddiq, sayyid muhammad amin ridlwan almadani dan ulama lainnya. Setelah
mendapat ijazah dari guru-gurunya, ia mengajar
mengajar di masjidil haram dan dirumahnya. Banyak murid yang datang
kepadanya untuk belajar ilmu nahwu, shorof, fiqih syafi’I, ushul fiqih (ia
termasuk orang yang pandai dalam bidang ilmu tersebut). Ia juga memdalami ilmu
hadis. Meninggal di makkah almukarramah. Diantara karyanya adalah taklif kabir
fi tarajim ulama indonesia, tsabat (sanad yang ia dapat dari gurunya ) alnasyir
bi asanid baqir.
9. ALJOMBANI 1228-1366 H
Lahir di desa jombang jawa timur. Dai, mujahid dan syaikh ulama
indonesia. Ia telah menghafal alqur’an alkarim dan belajar fiqih, nahwu,
shorof, dari syaikh kholil ibn abdul lathif bangkalan, kemudian pergi ke makkah
almukarramah dan tinggal disana selama enam tahun untuk mencari ilmu dan
beribadah. Disana ia belajar kepada syaikh muhammad mahfud ibn abdullah
altarmasi dan bermulazamah pelajaran-pelajarannya, begitu juga ia belajar dan
bermulazamah kepada sayyid alawi ibn ahmad alsaqqof, sayyid husain ibn muhammad
alhabsyi, kepada mereka ia belajar di masjidil haram dan dirumah mereka. Begitu
juga ia belajar kepada sayyid ahmad ibn hasan al’athos, sayyid abu bakar ‘atho,
syaikh sholih bafadl, syaikh rahmatullah ibn kholil alhindi, syaikh muhammad
abid ibn husain almaliki dan ulama-ulama lainnya. Kemudian ia kembali ke
negaranya (indonesia) tahun 1314 H. kemudian ia mengajar di ma’had ilmiyang
telah didirikan oleh orangtuanya, kemudian ia melanjutkan dan memperluas
bangunan serta mendirikan pondok bagi santri-santirnya. Banyak murid yang
datang kepadanya untuk belajar dari berbagai penjuru nusantara , kemudian
mereka membangun pondok-pondok dan pesantren-pesantren islam di daerah yang
mereka tempati. Ia juga mendirikan organisasi yang bernama nahdlatul ulama
(NU), dan menjadi ketuanya. Darinya banyak murid yang lulus belajar dan
mengambil ilmu. Ia meninggal di jawa timur.
10. ALKHOLIDI …..-1313 H
Nur ibn isma’il alkholidi aljawi alminangkabi almakki. Lahir dan
tumbuh di makkah. Ia bersungguh-sungguh dalam bertholabul ilmi. Ia belajar
kepada sayyid salim al’atthos ilmu fiqih, nahwu, shorof, dan ilmu lainnya,
begitu juga kepada syaikh muhammad said baabshil ilmu tafsir, hadis, fiqih, dan
yang lain. Ia bermulazamah kepada sayyid bakri syatho dan banayk mengambil
darinya ilmu tauhid, fiqih, ushul, tasawwuf, manthiq, tafsir, hadis, balaghoh
(ma’ani dan bayan). Setelah mendapat ijazah Ia mengajar di masjidil haram,
banyak murid yang menimba ilmu darinya. Ia adalah seorang ulama yang sholih dan
tawadlu’. Meninggal di makkah almukarramahh dalam usia lebih dari lima puluh
tahun.
11. ALKHOOTIB 1276-1334 H
Ahmad ibn abdul lathif ibn abdullah ibn abdul aziz alkhotib
alfadani aljawi almakki. Alim fadhil. Lahir di negaranya kuta tua, dan datang
ke makkah pada usia sebelas tahun bersama ayahnya pada tahun 1287 H. kemudian
pada tahun 1292 H ia kembali ke jawa untuk mengunjungi ibunya dan kembali lagi
ke makkah almukarramah tahun 1294 H. disana ia menimmba ilmu dan menghafal
alqur’an kemudian mempelajari bahasa inggris dan mampu menguasaiinya dengan
baik. Ia belajar kepada sayyid umar syatho, sayyid utsman syatho sayyid bakri
syatho. Ia bersungguh-sungguh dalam belajar dan mengulang-ngullang pelajaranya
siang dan malam. Ia cerdas dalam ilmu matematika, hisab, arsitek, ilmu sosial,
ilmu faroidl, dan pembagiannya dan ilmu miqot. Ia ditunjuk untuk menjadi
pengajar di masjidil haram, sekaligus imam dan khotib. Tempat halaqohnya berada
di bab ziyadah. Ratusan murid dari indonesia datang kepadanya untuk menimba
ilmunya, kemudian mereka kembali ke indonesia setelah berjanji kepadanya untuk
melaksanakan tugas dakwah dan menyebarkan ilmu serta aqidah salaf alsholih di
negara tersebut. Sebagai hasilnya murid-muridnya melaksanakan tugas dakwah dan
melawan bid’ah dan khurafat, seperti Dr. abdul karim amrullah pemimpin gerakan
perbaikan di sumatra tengah, haji ahmad dahlan pendiri organisasi muhammadiyah
di jawa tengah. Ia meninggal di makkah almukarramah dan dimakamkan di syu’bah
alnur.
Karya-karyanya: al-nafahat hasyiyah alwaraqat, aljawahir alnaqiyah
fi ala’mal alhisabiyah, aldai almasmu’ fi rod ala man yurits alikhwah wa aulad
alakhowan ma’a wujud alashl wa alfuru’, roudlotu alhisab fi ilmi alhisab,
muallimu alhisab fi ilmi alhisab, alriyadl alwardiyah fi alfiqh alsyafi’I,
almanhaj almasyru’ fi almawarits, dlou alsiroj fi kaifiyah almi’roj, shulhu
jumuatain fi jawazi ta’addudi aljumuatain, mu’in aljaiz fi tahqiqi ma’na
aljaiz, aljawahir alfaridah fi alajwibah almufidah, alsuyuf alkhonajir ala riqob
man yad’u li alkafir, alqoul almufid syarh mathla’u alsaid fi ilmi alzaij,
alnatijah almardliyah fi tahqiq alsanah alsyamsyiyah wa alqomariyah, fath
almubin liman salaka thoriq alwashilain, aldurrah albahiyah fi kaifiyah zakat
aldzurrah alhabsyiyah,, fath aljundi fi basmalah altafsir, irsyad alhayari fi
izalah syubh fi sab’I masail, hasyiyah fath aljawwad, fatawa alkhotib, tanbih
alanam fi alrod ala risalah kaff al’awwam ‘an alkhoudl fi syirkah alislam, husn
aldifa’ fi alnahyi an alibtida’, alshorim almughri li wasawis kulli kadzibin wa
muftari, misk alroghibina fi thoriqoti sayyidil mursalin.
12. ALBATAWI 1292 – 1353 H
Ahmad ibn ahmad ibn sa’ad ibn abdurrahman almarzuqi albatawi. Lahir
di pulau jawa, setelah kematian ayahnya sedang ia berusia sembilan tahun,
ibunya sangat memperhatikan pendidikannya, ia belajar membaca alqur’an dan
dasar-dasar ilmu agama kepada salah seorang ahli fiqih haji anwar. Kemudian ia
belajar kepada syaikh utsman ibn muhammad bahasan. Ia bersungguh-sunguh dan
banyak mengambil ilmu darinya. Pada tahun 1325 H, gurunya tersebut mengirimnya
ke makkah almukarramah untuk melaksanakan ibadah haji dan menetap disana untuk
mencari ilmu. Disana ia belajar kepada para ulama masjidil haram berbagai macam
ilmu sseperti ilmu nahwu, shorof, ma’ani, bayan, badi’, fiqih, ushul, hadis,
mushtholah, tafsir, manthiq, wadl’, falak dan faraidl. Ia belajar ilmu tersebut
dari syaikh utsman alsawaqi, syaikh muhammad ali ibn husain almaliki, sayyid
muhammad amin ibn ahmad ridlwan almadani, syaikh hasbullah almishri almakki,
syaikh abdul karim dagestan,
syaikh abdullah ibn muhammad mahfud attarmasi, dan ulama masjidil haram
ainnya. Begitu juga ia belajar kepada sayyid umar syatho dan mendapat ijazah
untuk meriwayatkan darinya. Kemiudian ia kembali ke negaranya untuk mengajar
dan menyebarkan ilmu, berdakwah di jalan allah. Banyak murid yang belajar
kepadanya, ia senantiasa mengajar sampai ia meninggal.
13. ALBATAWI 1278-1349 H
Abu al’is’ad Muhammad mukhtar ibn ‘athorid albughuri aljawi /
albatawi almakki alsyafi’i. termasuk ulama jawa yang tinggal di makkah. Lahir
dan tumbuh di bogor jawa barat. Sejak kecil ia sudah menghafal alqur’an dan
berbagai matan ilmu di bidang fiqih, nahwu, dan lainnya. Ia pergi ke betawi dan
belajar kepada syaikh abdullah ibn aqil ibn yahya mufti betawi. Kepadanya ia
mentasmi’ hafalan matannya dan menambah hafalan matannya seperti almilhah,
alfiyah ibnu malik, alqothr, matan ilmu fiqh syafi’I dan belajar
syarah-syarahnya. Dan mendapatkan ijazah untuk semua riwayatnya. Kemudian ia
pergi ke hijaz untuk melaksanakan ibadah haji dan menetap disana. Di makkah ia
sibuk belajar ilmu fiqih kepada sayyid abu bakar ibn muhammad syatho, kepada
syaikh muhammad said baabshil ia belajar hadis, begitu juga kepada sayyid
husaim ibn mmuhammad alhabsyi ia belajar hadis, kepada syaikh muhammad ibn
sulaiman hasbullah almakki ia belajar tafsir, hadis, dan fiqih. Ia juga belajar
kepada ulamayang datang ke makkah seperti sayyid muhammad abdul kabir
alkattani, sayyid muhammad ibn ja’far alkattani, syaikh mushthofa al’afifi,
sayyid abdul karim alnaji aldarbandi dan ulama lainnya. Setelah mendapat
ijazah, ia mengajar di masjidil haram. Darinya banyak murid yang menimba ilmu,
bahkan rumahnya pun menjadi tempat untuk belajar baik di waktu pagi maupun
sore. Diantara muridnya adalah syaikh sulaiman samdani muhsin ibn ali ali
musawi, abdurrahman ibn yusuf almudarisi, abdu alsattar aldahlawi, sayyid alawi
ibn abbas almaliki, muhammad ahmad ibn idris albughuri, dan lainnya. Setelah
kematiananya dalam mengajar ia digantikan oleh syaikh muhammad ahmad albughuri.
Ia meninggal di makkah almukarramah. Diantara karyanya ithaf alsadah
almuhadditsin bi musasalat al’arbain, taqrib almaqsid fi al’amal bi alrub’I
almujib.
14. ALJAWI 1285-1324 H
Abdul haq aljawi almakki (jawa-makkah). Lahir dan tumbuh dimakkah.
Sejak kecil ia telah mengahafal alqur’an dan berbagai matan ilmu fiqih, nahwu,
faraidl, dan lainya. Ia belajar kepada kakeknya syaikh umar nawawi aljawi
(albantani) dengan mentasmi’ hafalan matan dan syarahnya dalam berbagia ilmu
dan mendapatkan ijazah darinya. Ia menyibukkkan dirinya untuk ilmu dengan
belajar kepada para ulama saat itu. Sehinngga banyak murid yang menimba ilmu
dan mengambil manfaat darinya. Ia meninggal di makkah. ia menulis syarh ala
syarh alghozzi fi alshorf.
15. ALJAWI …-1270 H
Abdul ghoni bima aljawi. Ia lahir di negaranya (bima indonesia).
Datang ke makkah dan belajar kepada para ulama masjidil haram seperti sayyid
muhammad marzuqi, dan saudaranya sayyid ahmad marzuqi mufti syafi’iyah, syaikh
muhammad said alqidsy, syaikh utsman dimzathi dan mendapat ijazah dari mereka.
Setelaah itu ia mengajar di masjidil haram, dan banyak murid yang belajar
kepadnya terutama mereka yang berasal dari jawa. Ia senantiasa menyibukkan
dirinya untuk beribadah dan mengajar sampai meninggal di makkah almukarramah.
16. ALJAWI 1290- ….
Muhammad ibn muhammad ibn wasi’ alsyafi’I aljawi almakki. Lahir dan
tumbuh di makkah. sejak kecil ia telah menghafal alqur’an dan berbagia matan
ilmu seperti ilmu tauhid, faraidl, nahwu, dan ilmu lainnya. Ia belajar kepada
ulama-ulama makkah saat itu. Kepada syaikh sholih ba fadhl ia belajar ilmu
fiqih, ushul, hadis, tauhid, manthiq, ma’ani, bayan, arudl, faraidl, dan kitab
lainya. Kepada ysiakh abdul ghoni ia belajar ilmu falak, fiqih, dan ilmu
lainnya. Kepada sayyid muhammad hamid alniqoyah ia belajar ilmu fiqih, dan
kepada ibnu aqil ia belajar nahwu, begitu juga tafsir. Sehingga ia menguasai
banyak ilmu. Ia mengajar di masjidil haram dan rumahnya. Ia meninggal di makkah
almukarramah.
17. ALJAWI …..- 1332 H
Marzuqi aljawi alsyafi’i. ia menetap di makkah selama lima puluh
tahun. Ia belajar kepada sayyid umar alsyami, syaikh hasbullah dan mendapat
ijazah darinya. Kemudian ia mengajar di masjidil haram. Ia memiliki banyak
murid terutama dari jawa. Ia adalah seorang alim fadhil dan taqi (bertaqwa). Ia
menginggal di makkah almukarramah.
18. RUWAH SHOLIH ….-1270 H
Sholih ruwah alsyafi’I, ulama jawa di makkah. mengajar di masjidil
haram, lahir di negaranya, kemudian datang ke makkah almukarramah dan menetap
disana beberapa tahun dan belajar kepada para ulama makkah seperti sayyid ahmad
marzuqi, syaikh utsman dimyathi dan mendapat ijazah untuk mengajar, kemudian ia
mengajar dimasjidil haram. Banyak ulama jawa yang mengambil ilmu darinya. Ia
meninggal di makkah almukarramah.
19. SIIBAWIH ABAD 14 H
Muhammad ibn umar sinbawih aljawi almakki. Lahir dan tumbuh di
makkah almukarramah. Ia belajar kepada ayahnya dan ulama masjidil haram sampai
mendapat ijazah. Setelah itu ia mengajar di masjidil haram dan dirumahnya yang
terletak di qosyasyiyah.
20. FATHONI …-1270
Ahmad ibn ismail aljawi alfathoni alsyafi’I almakki. Lahir di
negaranya (indonesia), ia datang bersama bapaknya saat berusia enam tahun. Di
makkah ia menghafal alqur’an alkarim dan berbagai matan ilmu dan ia setorkan
kepada gurunya (masyayih). Ia belajar kepada sasyyid umar syami albuqo’I ilmu
tafsir, hadis, fiqih, ilmu bahasa arab, ushul hadis, ushul fiqih, ma’ani ,
bayan, arudl, dan lainya. Ia mendapat ijazah untuk mengajar dari guru-gurunya
kemudian ia mengajar di masjidil haram. Dia adalah alim fadhil dan penyair.
Kemudian ia pergi ke mesir, dan belajar kepada para ulama mesir saat itu. Ia
menetap disana selama tujuh tahun, dan menjadi pentashhih di salah satu
penerbit di mesir. Kemudian ia kembali ke makkah almukarramah dan banyak
mentashih kitab kitab yang berbahasa jawa.
21. alfalambani 1279 – 1357 H
Abdullah ibn azhari ibn ‘asyiq aldin muhammad ibn shofiyudin
alalawi alhusaini alfalambani (palembang). Lahir dan tumbuh di palembang. Ia
belajar membaca alqur’an kepada ayahnya dan kyai hasyim ibn kimas palembang.
Datang ke makkah saat berumur dua belas tahun bersama ayahnya yang sering bolak
– balik ke makkah tiap tahun. Disana ia belajar kepada ayahnya berbagai bidang
ilmu sampai mendapat sanad darinya dan juga dari musnidah (ahli sanad wanita)
fathimah binti abdushomad palembang. Setelah lima tahun dimakkah ayahnya
meninggal, yang menyebabkan ia terputus dari belajar karena kefakiran. Hal ini
membuatnya harus bekerja kepada salah seorang haji yaitu menjadi sekretaris atau
penerjemah, ia juga menyibukkan dirinya mempelajari kitab-kitab adab (sastra
arab) di sela waktunya. Dan allah swt berkehendak memperkenalkannya kepada
sayyid umar ibn muhammad syatho almakki alsyafi’I yang meninggal tahun 1331 H,
ia kagum akan kecerdasannya dan cepatnya dalam menghafal sehingga ia
menjadikannya sebagai murid. Ia juga membimbingnya dalam belajar, dan ia juga
bermulazamah kepada sayyid ahmad zaini dahlan, sayyid abu bakar ibn muhammad
syatho belajar ilmu nahwu, shorof, ma’ani, bayan, semua ilmu arab seperti
fiqih, hadis, ushul dan lulus darinya. Ia juga belajar kepada sayyid umar ibn
barakat alsyafi’I ilmu fiqih syafi’I, dan belajar qiroah sab’ah kepada almuqri
muhammad alminsyawi alhijazi, dan juga belajar kepada sayyid husain ibn muhammad
alhabsyi al’alawi kutubussittah (hadis 6 imam : bukhori, muslim, abu dawud,
nasai, tarmidzi dan ibnu majah). Ia memperdalami ilmu riwayat dari para ulama
haramain syarifain dan dari ulama pendatang. Dan jumlah gurunya lebih dari
seratus ulama yang ia sebutkan di dalam biografinya. Setelah mendapat ijazah
dari gurunya ia mulai mengajar , banyak murid yang datang untuk menimba ilmu
dan manfaat darinya. Kemudian setelah beberapa tahun ia embali ke negaranya
palembang, kemudian belajar kepada para ulama disana seperti sayyid abdulllah
ibn idrus ibn muhammad al’alawi, sayyid muhammad ibn abdurrahman al’alawi.
Setelah itu ia mengajar di palembang. Ia mengajar ilmu nahwu, shorof, fiqh,
ushul, balaghoh, hadis, tafsir. Banyak santri yang meriwayatkan darinya berbagai
macam kitab dan menghatamkan kutubus sittah berkali kali. Ia mmeninggal di
palembang.
22. ALFALAMBANI 1319 - …
Muhammad ibn abdul ghoni ibn abdurrahman alfalambani aljawi. Alim
fadhil, mengajar di masjidil haram. Lahir dan tumbuh di negaranya. Dan belajar
alqur’an kepada ayahnya. Kemudian ayahnya membawanya beserta seluruh
keluarganya ke makkah almukarramah tahun 1330 H. disana ia belajar kepada para
ulama jawa dan hijaz, seperti syaikh mukhtar ibn athorid, syaikh abdul qodir
ibn shobir, syaikh umar sumbawa, syaikh umar bali, syaikh ahmad ibn idris,
syaikh muhammad ali ibn husain almaliki, sayyid abbas ibn abdul aziz almaliki,
syaikh isa ruwas, syaikh umar hamdan almuharrisi, syaikh habibullah
alsyinqithi, syaikh abdul sattar aldahlawi, dan ia mendapat ijazah dari syaikh
abdul hayyi alkattani. Pada tahun 1354 H ia pergi ke baghdad, mesir, alquds
(palestina), dan syam. Dan mengambil ijazah dari para ulama disana seperti
sayyid ibrahim alrawi albaghdadi, syaikh yusuf aldajawi, syaikh buhit
almuthi’i.
23. ALFALAMBANI 1288-1360 H
Wahyudin ibn abdul ghoni ibn sa’adullah alfalambani alsyafi’i.
lahir dan tumbuh di palembang. Ia mencari ilmu dan menghafal berbagai matan
ilmu seperti nahwu, shorof, fiqh, faraidl, hadis di negaranya. Kemudian datang
ke makkah dan belajar kepada para ulama makkah seperti sayyid abu bakar ibn
muhammad syatho, darinya ia belajar ilmu fiqh syafi’I, dan mendapaat ijazah.
Kemudian ia menggunakan metodenya untuk mengajar dan mentaqrir . begitu juga ia
belajar kepada sasyyid umar ibn ismaill albarzanji kutubus sittah. Ia menetap
di makkah selama sepuluh tahun kemudian kembali ke negaranya. Banyak murid yang
berdatangan untuk belajar ilmu fiqih, nahwu dan faraidl. Ia termasuk
satu-satunya ulama yang ahli dalam bidang fiqih, ushul, hadis dan mushtholah,
faraidl pada masanya. Ia juga mendaalami berbagai ilmu tentang bahasa arab,
sejarah (tarikh), akhbar. Ia meninggal di indonesia.
23. KUDUS 1280 – 1334 H
Abdul hamid ibn ali ibn abdul qodir ibn abdullah kudus almakki
alsyafi’i. lahir dan tumbuh dimakkah. Sejak kecil ia sudah menghafal alqur’an
alkarim, berbagai matan ilmu seperti nahwu, faraidl, aqidah, mantiq, fiqh,, dan
lainnya. Ia belajar dari para ulama pada masanya seperti sayyid ahmad dahlan,
sayyid utsman syatho, sayyid bakri syatho dan belajar kepadanya berbagai ilmu.
Ia juga belajar kepada sayyid husain alhabsyi ilmu ushul alfiqh, hadis, tafsir
dan lainya sehingga ia mendapatkan ijazah darinya untuk seluruh riwayatnya.
Kemudian ia mengajar di masjidil haram dan di rumahnya. Ia berulang kali pergi
ke mesir dan mengambil ilmu dari ulama universitas alazhar. Seperti syaikh
muhammad sulaiman hasbullah, syaikh umar bajunaid, syaikh abdurrahman dahhan,
syaikh said yamani. Ia adalah ulama yang produktif dalam menulis kitab. Ia
telah menulis berbagai kitab yang sudah tersebar dikalangan para pencari ilmu
di hijaz dan timur tengah. Pemerintahan turki utsmani pernah mengundangnya
beserta tim ulama makkah dan madinah untuk menghadiri pembukaan ‘khot hadidi”
yang berperan dalam menyatukan umat islam. Kemudian ia pergi ke libanon tahun
1224 H, dan memberitahukan kepada teman-temanya
tentang negaranya dengan sastra yang indah.
Ia memiliki berbagai karya seperti : nafahat alqobul wa alibtihaj
fi qisshoh alisra’ wa almi’raj, risalah fi basmalah min nahiyah albalaghoh,
mandhumah fi aladab wa alakhlaq alislamiyah, fath aljalil alkafi, fi al’arudl
wa alqowafi, kanzu alnajah wa alsurur fi alad’iyah alma’tsurah allati tasyrah
alshudur, lathoif alisyarat ala tashil althuruqot li nudhum alwaraqot fi ushul
alfiqh, irsyad almubtadi fi syarh kifayah almubtadi, alanwar alsaniyah fi syarh
aldurar albahiyah, daf’u alsyiddah fi tsythir alburdah, aldzakhoir alqudsyiyah,
tholi’u alsa’di alrofi’ syarh li ba’dli almadaih alnabawiyah.
24. KUDUS 1310 – 1363 H
Ali ibn abdul hamid ibn muhammad ali kudus alsamarani alsyafi’I
almakki. Lahir dan tumbuh dimakkah almukarramah. Kepada ayahnya ia belajar ilmu
tauhid, tafsir, hadis, fiqih, ushul. Ia juga belajar kepada syaikh muhammad mahfud altarmasi
dan syaikh mukhtar albughuri albatawi. Ia mendapat ijazah dari ulama ayahnya
seperti syaikh abdurrahman dahhan, sayyidn husain alhasyi, sayyid abu bakar dan
umar ibn muhammad ibn syatho, sayyid husain ibn muhammad ibn sholih jamal
allail al’alawi, syaikh mukhtar ibn athorid albughuri dan ulama lainnya. Ia
mempunyai kemampuan yang mumpuni dalam menulis seperti ayahnya. Ia menulis
kitab yang membantah syiah rofidlih dan menulis berbagai makalah keilmuan. Pada
tahun 1343 ia keluar dari makkah karena diusir menuju indonesia bersama
keluarganya dan tinggal di sekitar jawa timur. Kemudian ia meresmikan madrasah
yang ia jadikan tempat untuk mengajar ilmu syar’I kepada anak bangsa indonesia.
Setelah beberapa tahun ia pergi ke pulau sulawesi dan berpindah-pindah ke
berbagai wilayah indonesia untuk menyebarkan ilmu dan berdakwah. Ia menulis
kitab yang membantah syiah rofidhah.
25. KUDUS ….-1272 H
Ali ibn abdul qodir ibn abdulllah ibn mujir kudus almakki
alsyafi’i. seorang ulama yang agung. Lahir di kota kudus, kemudian datang ke
makkah almukarramah dan menetap disana.
Ia belajar kepada sayyid ahmad nahrawi, syaikh yusuf sumbulaweni, sayyid
ahmad dahlan, darinya ia belajar banyak ilmu, sehingga ia mencapai derajat
almudarris dan memperoleh ijazah untuk mengajar dan meriwayatkan semua
riwayatnya. Kemudian ia mengajar di masjidil haram… banyak murid dari jawa yang
berdatangan kepadanya untuk menimba ilmu dan manfaat darinay. Ia adalah seornag
yang sholih, dan salah satu ulama jawa. Ia meninggal di makkah almukarramah.
26. allasami …- 1390 H
Baidlowi ibn abdul aziz ibn baidlawi ibn abdul lathif alandunisia
allasemi alsyafi’I (lasem, indonesia). Lahir di lasem, jawa tengah-indonesia.
Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Setelah menghafalkan alqur’an ia
mencari ilmu agama. Ia belajar kepadai kyai umar, kyai harun sarang, belajar
kepadanya dalam waktu yang lama sekitar sepuluh tahun. Darinya ia belajar
banyak ilmu seperti nahwu, shorof, ma’ani, bayan, badi’, fiqih. Juga belajar
kepada kyai idris solo, kyai hasyim padangan. Kemudian pergi ke makkah almukarramah
untuk mencari ilmu. Disana ia belajar (mulazamah) kepada syaikh muhammad mahfud ibn
abdulllah altarmasi selama empat tahun, belajar darinya berbagai bidang
ilmu dan juga mendapat ijazah untuk meriwayatkan ilmu-ilmunya. Setelah itu ia
kembali ke negaranya, dan mulai mengajar di ma’had ilmi. Ia menyibukkan
wakutnya untuk mengajar, memberi nasihat, bimbingan dan memberi bantuan bagi
orang yang membutuhkan dan meminta pertolongan. Ia melahirkan banyak murid
seperti syaih muhammad khudlori magelan, kyai zawawi lasem, kyai ahmad busyra,
kyai mustamid ibn abbas cirebon dan lainnya. Disamping mengajar dan membimbing
murid-muridnya ia memimpin pondok pesantren dan menjadi imam di masjid jami’
lasem. Begitu juga ia menjadi salah satu anggota organisasi nahdlatul ulama
(NU) pusat. Ia meninggal di lasem.
27. MANDURAH ….. – 1335 H
Abdul adhim mandurah aljawi alsyafi’i. pendatang makkah. ia datang
ke makkah bersama ayahnya waktu kecil. Disana ia mencari ilmu kepada para ulama
makkah seperti sayyid abdul hakim daghestan, sayyid umar alsyami, darinya ia
banyak mengambil ilmu. Ia mengajar di masjidil haram. Ia orang yang kaya dan
memiliki toko di makkah almukarramah. Dia adalah ulama agung. Ia kembali ke
negaranya tahun 1333 H. dan meninggal disana.
28. MANDILI …. – 1352 H
Abdul qodir mandili aljawi alsyafi’i. datang ke makkah almukarramah
saat masih kecil. Ia menetap dan tinggal disana. Ia belajar dengan
sungguh-sungguh kepada para ulama makkah, seperti sayyid bakri syatho, darinya
ia belajar berbagai ilmu dan mengambil manfaat keilmuannya. Kepada syaikh abdul
karim daghestan alsyafi’I ia belajar mantik, ma’’ani, bayan, falak, haids, dan
kepada ulma lainnya. Ia mengajar di masjidill haram, banyak murid dari jawa
yang belajar kepadanya. Ia meninggal di makkah almukarramah.
29. MINAKABAU …. - 1280 AN
Ismail minangkabau alkholidi alsyafi’i. lahir di minangkabau. Datang
ke makkah bersama ayahnya ketika masih kecil. Disana ia tumbuh dan banyak belajar
kepada syaikh utsman aldimyathi. Kemudian ia belajar kepada saikh ahmad
aldimyathi dan ulama-ulama masjidil haram lainnya pada masa itu, seperti mufti
syafi’I syaikh muhammad said qudsyi, sampai ia mendapat ijazah dan mengajar di
masjidil haram. Banyak murid yang datang kepadanya untuk menimba ilmu dan
manfaat. Ia adalah orang yang senantiasa mengajar, dan memberi manfaat, sholih
dan tekun beribadah dan membaca alqur’an. Ia meninggal di makkah almukarramah.
30. SYAIKH NAWAWI ALBANTANI 1316 H
Muhammad ibn umar nawawi aljawi albantani assyafi’i. pendatang
makkah. lahir di negaranya dan datang ke makkah saat masih kecil, kemudian
tumbuh disana. Ia mempelajari banyak kitab dari para ulama, seperti sayyid
ahmad nahrowi, syaikh ahmad dimyathi, syaikh hasbullah. Ia sangat cerdas
sehingga ia mampu menguasaai ilmu aqli dan naqli, bahkan taimur menyebutnya
sebagai alim alhijjaz (ulama hijjaz). Ia pergi ke mesir dan syam dan belajar
dari para ulama disana. Setelah itu ia mulai mengajar, ia tidak memiliki kesibukan
kecuali untuk mengajar, menulis dan beribadah. Banyak murid-murid yang berasal
dari jawa yang belajar kepadanya. Ia meninggal di makkah.
Kara-karyanya: marah al-labid li kasyfi ma’na alqur’an almajid,
maroqi al-ubudiyah, syarh bidayah alhidayah, qomi’ al-thughyan ala mandhumah
syu’ab al-iman, qothr al-ghoits fi syarh masail abi al-laits,uqud allijain fi
bayani huququ al-zaujain, nihayah alzain bi syarh qurrah al-‘ain,syarh fath
alrahaman tajwid, nur al-dholam fii syarh qoshidah aqidah al-‘awwam,murqoh
shu’ud al-tashdiq fi syarh sullam al-taufiq, kasyifah al-saja fi syarh safinah
al-naja, bahjah al-wasail bi syarh al-masail fi al-furu’, tijan aldarari ala
risalah albaijuri fi alhadist,al-tsimar alyani’ah fi syarh alriyadl albadi’ah
fi ushul al-din wa furu’ al-syi’ah, aldurar albahiyah fi syarh khoshoish
alnubuwah, dzariah alyaqin ala ummi albarahin sanusi, al-riyadl albadi’ah fi
ushul aldin wa alsyari’ah, salalim alfudlola’ fi syarh hidayah aladzkiya’,
suluk aljadah ala lughoh almufadah, al’aqd altsamin fi syarh fath almubin fi
masalah alsittin, fath ghofir alkhotthiyah fi syarh alkawakib aljaliyah, nudhum
alajurumiyah , fath almujib fi ssyarh mukhtashor alkhotib fi almanasik,
alfushush alyaqutiyah ‘ala alroudloh albahiyah fi alta’rif, qut alhabib alghorib
‘ala syarh ibn qosim li al-taqrib, alnahjah aljayyidah li hilli naqowah
al’aqidah.
31. ALNAHRAWI …. – 1346 H
Ahmad nahrawi. Lahir di indonesia banyumas. Datang ke makkah pada
usia sepuluh tahun. Disana ia belajar kepada ulama masjidil haram sampai
mendapat ijazah untuk mengajar. Setelah itu ia mengajar di masjidil haram. Banyak
murid yang belajar kepadanya dan sebagian mereka kembali ke negara mereka untuk
menyebarkan ilmu dan berdakwah, dan sebagian mereka mengajar di masjidil haram.
Ia meninggal di makkah almukarramah.
32. Syaikh muhammad yasin alfadani (padang)
Abu alfaid alamuddin muhammad yasin ibn muhammad isa alfadani
almakki (padang, indonesia-makkah). lahir dan tumbuh di makkah. ia adalah salah
seorang ulama ahlu sunnah wal jama’ah dan ahli dalam ilmu hadis. Ia belajar
kepada ayah dan pamannya mahmud alfadani. Kemudian melanjutkan di madrasah
soulatiyah. Ia juga belajar kepada para ulama makkah saat itu seperti syaikh
muhammad ali ibn husain ibn ibrahim almaliki almakki, almuhaddis umar ibn
hamdan almuharrisi, mufti syafi’iyah umar bajunaid, syaikh muhsin ibn ali
almusawi alfalabani, almuarrikh abdullah muhammad alghozi, syaikh abdussattar,
syaikh muhammad mahfud altarmasi dan ulama masjidil haram laiinya. Setelah mendapat
ijazah ia mengajar di masjidil haram dan
di darul ulum diniyah. Banyak murid yang datang kepadanya untuk menimba ilmu. Ia
juga ulama yang produktif dalam menulis dalam berbagai bidang ilmu seprti
hadis, fiqih , bahasa arab, mantik dan falak. , diantara karya tulisnya adalah
: ithaf alikhwan bi ikhtishor mathmah alwujdan fi asanid syaikh umar hamdan,
ithaf uli nuha bi ijazah akhi muhammad thoha, ta’liqhot alal kifayah almustafid
li syaikh muhammad mahfud altarmasi, hasyiyah ala altalathuf syarh alta’aruf fi
ushul alfiqh dan lain-lain. Ia meninggal di makkah almukarramah 28 dzul hijjah
tahun 1410 H.
Inilah biografi
ulama indonesia-makkah yang baru saya
tahu, mungkin masih banyak ulama indonesia yang mengajar di masjidil haram yang
belum saya tuliskan karena keterbatasan ilmu saya dalam menganalisa sejarah
mereka. Semoga setelah membaca bografi mereka kita mendapat keberkahan untuk
melanjutkan keilmuaan mereka dan semoga allah swt melahirkan kembali ulama-ulama
dari indonesia seperti mereka. Semoga allah
swt melimpahkan rahmat dan ampunanNya kepada para ulama kita dan kepada kita
semua, serrta menjadikan karya-karya yang telah mereka abadikan baik dalam
tulisan ataupun dalam bentuk pesantren atau santri-santri mereka bermanfaat
bagi umat islam, terutama bagi kita orang indonesia. Amin, wallahu a’lam
bisshowab