FENOMENA
MEREMEHKAN (TAHAWUN) DALAM SYARI'AH SEPERTI MENINGGALKAN SALAT, AURAT, PUASA
DLL
Islam
adalah agama satu-satunya yang diridhoi allah swt. ia adalah manhaj hidup umat
manusia. Setiap perintah yang terkandung di dalamnya bertujuan untuk
menciptakan kemaslahan bagi umat, dan setiap larangannya bertujuan untuk
menghindarkan manuia dari segala kerusakan.
Tidaklah
manusia diciptakan melainkan untuk mengabdikan diri (beribadah) hanya kepada
allah swt. sebagaimana firman allah swt :
وما
خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون.
Dan
allah swt menguji manusia dengan berbagai ujian untuk memilih mana yang beramal
baik dan tidak.
ليبلوكم أيكم أحسن عملا
Dari sinilah muncul fenomena ada hamba yang beriman dan ada hamba
yang kafir dengan berbeda-beda tingkatannya.
Dalam
makalah ini dibatasi kenapa ada Fenomena
meremehkan (tahawun) dalam syari'ah seperti meninggalkan salat, aurat, puasa
dll?
Pada dasarnya semua maksiat yang dilakukan seorang hamba adalah
dosa besar, ini menurut para aimmah seperti imam haramain, abu ishaq alfarayini,
alqodli baqilani, ibnu qusyairi dan ibnu faruk mengatakan di dalam tafsirnya :
semua maksiat menurut kami (asyairoh) adalah dosa besar, tetapi sebagian
disebut besar dan kecil dilihat dari perbandingan besar-kecilnya, ia
menakwilkan ayat :
{إن تجتنبوا
كبائر ما تنهون عنه} [النساء: 31]
Dhohir Ayat ini menjelaskan bahwa semua maksiat adalah dosa besar. [1]
قال
الغزالي: لا يليق إنكار الفرق بين الكبائر والصغائر، وقد عرفا من مدارك الشرع.
DALIL-DALIL
SUPAYA MENJAUHI SEGALA MAKSIAT
Sungguh
allah swt telah mengingatkan manusia supaya tidak bermaksiat kepadaNya dengan
berbagai macam ancaman yang terdapat di dalam alqur’anul karim. Allah swt
berfirman :
{فلما آسفونا انتقمنا منهم } [الزخرف: 55] أي أغضبونا
قال تعالى: {ومن
يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله
جهنم وساءت مصيرا} [النساء: 115]
وقال تعالى: {من يعمل سوءا يجز به ولا يجد له من
دون الله وليا ولا نصيرا} [النساء: 123] والآيات في ذلك كثيرة.
وفي الحديث
الصحيح: «إن الله فرض فرائض فلا تضيعوها، وحد حدودا فلا تعتدوها، وحرم أشياء فلا
تنتهكوها، وسكت عن أشياء رحمة لكم غير نسيان فلا تبحثوا عنها»
وفي الحديث
الصحيح أنه - صلى الله عليه وسلم - قال: «إن المؤمن إذا أذنب نكتت نكتة سوداء في
قلبه فإن تاب واستغفر صقل قلبه وإن لم يتب زادت حتى تعلو قلبه» : أي تغشيه وتغطيه
تلك النكتة السوداء فذلك الران الذي ذكره الله في كتابه: {كلا بل ران على قلوبهم
ما كانوا يكسبون} [المطففين: 14] .
.
وعن ابن الجوزي
أنه ذكر عن أم سليم أم أنس بن مالك - رضي الله عنهما - أنها قالت: «يا رسول الله
أوصني. قال: اهجري المعاصي فإنها أفضل الهجرة، وحافظي على الفرائض فإنها أفضل
الجهاد، وأكثري من ذكر الله فإنه لا يأتي العبد بشيء أحب إلى الله من كثرة ذكره» .
وعن حذيفة - رضي
الله عنه - أنه قيل له: هل تركت بنو إسرائيل دينهم أي حتى عذبوا بأنواع العذاب
الأليم كمسخهم قردة وخنازير وأمرهم بقتل أنفسهم؟ قال: لا، ولكنهم كانوا إذا أمروا
بشيء تركوه، وإذا نهوا عن شيء ركبوه حتى انسلخوا من دينهم كما ينسلخ الرجل من
قميصه.[2]
Meninggalkan
sholat, puasa, dan tidak menutup aurat dan meninggalkan syariat allah swt
lainnya.
{ما سلككم في
سقر} [المدثر: 42] {قالوا لم نك من المصلين}
وأخرج
أحمد: «بين الرجل وبين الكفر ترك الصلاة»
وفي أخرى -
سندها حسن -: «عرى الإسلام وقواعد الدين ثلاث عليهن أس الإسلام، من ترك واحدة منهن
فهو بها كافر حلال الدم: شهادة أن لا إله إلا الله، والصلاة المكتوبة، وصوم رمضان»
.
وفي أخرى -
سندها حسن أيضا: «من ترك منهن واحدة فهو بالله كافر، ولا يقبل منه صرف ولا عدل وقد
حل دمه وماله» .رواه الطبراني
عن أبي هريرة
رفعه: «من أفطر يوما من رمضان من غير عذر ولا مرض لم يقضه صوم الدهر وإن صامه»
Dari
ayat dan hadis diatas jelas bahwa meninggalkan sholat termasuk dosa besar.
Karena allah mengancam dengan memasukkan ke neraka saqor. Begitu juga dhohir
hadis menjelaskan bahwa tidaklah orang yang meninggalkan sholat dan puasa
kecuali ia telah melepaskan ikatan islam dari dirinya yang berarti ia telah
kafir.
Sholat
adalah tiang agama, ketika orang sudah berani meninggalkan sholat berarti ia
telah meruntuhkan agama dalam dirinya, dan biasanya ia akan lebih berani untuk
meninggalkan syariat-syariat allah swt yang lainnya.
HUKUM
ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT, PUASA DAN SYARIAT LAINNYA.
Imam
syaukani dalam kitab nailul author menerangkan sebuah hadis rosulullah saw :
(عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ»
رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ إلَّا الْبُخَارِيَّ وَالنَّسَائِيُّ)
Hadis
ini menjelaskan bahwa meninggalkan sholat termasuk sebab yang menjadikan
orang menjadi kafir. Tidak ada perbedaan pendapat para ulama islam mengenai
kekafiran orang yang mengingkari kewajiban sholat, kecuali orang yang baru
masuk islam atau belum berhubungan dengan orang islam pada waktu sampainya
kewajiban sholat.
Tetapi
jika ia meninggalkan sholat karena rasa malas dengan meyakini bahwa sholat itu
wajib sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan manusia, dalam masalah ini
terdapat perbedaan pendapat para ulama;
Pendapat
pertama, imam malik dan imam syafii berpendapat bahwa ia tidak menjadi kafir,
tetapi fasik, jika ia bertobat tetapi kalau tidak mau maka dibunuh sebagai had
(hukuman) seperti orang yang berzina muhson, tetapi dibunuh dengan pedang tidak
dirajam.
Pendapat
yang kedua mengatakan bahwa ia kafir sebagaimana riwayat dari ali bin abi
tholib, salah satu riwayat yang dipilih imam ahmad bin hanbal, abdullah bin
mubarok, ishak bin rohawaih.
Pendapat
ketiga, Adapun pendapat abu hanifah, ulama kufah dan muzani teman imam syafii
mengatakan : bahwa ia tidak kafir dan tidak dibunuh tetapi dita’zir dan
dipenjara sampai ia mau sholat.
Dari
ketiga pendapat diatas, imam syaukani merojihkan pendapat bahwa orang yang
meninggalkan sholat karena malas atau meremehkan syariat menjadi kafir dan
dibunuh, karena melihat dari dhohir hadis diatas. Wallahu a’lam. [3]
Dalam
masalah ini imam ahmad pernah berwasiat kepada muridnya imam musadid: dan tidak
ada yang mengeluarkan seseorang dari agama islam kecuali syirik kepada allah
swt, menolak kewajiban-kewajiban allah swt disertai penentangan (juhud), tetapi
jika meninggalkannya krena rasa malas atau meremehkan (tahawun), maka ia berada
pada kehendak allah swt (masyiah), allah swt maha berkehendak untuk menyiksa
atau mengampuninya. " [4]
Sebagai
tambahan
Kalau
melihat fenomena orang di indonesia yang meninggalkan sholat dan syariat
lainnya,ada beberapa sebab, sebagai berikut;
1.
aljahlu (bodoh), tetapi ini bukanlah alasan utama, karena kalau kita amati
tidak ada sejengkal tanah di indonesia kecuali sudah ada mubalig atau dai
disana. Yang menjadi masalah adalah orang yang belum tahu hukum sholat atau
syariat lainnya dan belum mengerjakannya tetapi ia berbangga dengan
kebodohannya dengan tidak mau menghadiri majlis ilmu atau bertanya kepada
ulama.
2.
takasulan (rasa malas), mayoritas penduduk indonesia adalah muslim. Dan saya yakin
mayoritas dari mereka mengetahui bahwa hukum sholat atau melaksanakan perintah
allah swt itu wajib. Tetapi tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkan
sholat hanya dengan alasan malas, naudzu billah min dzalik. Dan hukumnya sudah
dijelaskan diatas.
3.
juhud, yaitu orang yang tidak mau melaksanakan sholat karena berpendapat bahwa
sholat itu tidak wajib. Ini jelas hukumnya kafir.
Bagaimana
menhisbahnya?
«من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم
يستطع فبقلبه»