Senin, 10 Desember 2012

FENOMENA MEREMEHKAN (TAHAWUN) DALAM SYARI'AH


FENOMENA MEREMEHKAN (TAHAWUN) DALAM SYARI'AH SEPERTI MENINGGALKAN SALAT, AURAT, PUASA DLL
Islam adalah agama satu-satunya yang diridhoi allah swt. ia adalah manhaj hidup umat manusia. Setiap perintah yang terkandung di dalamnya bertujuan untuk menciptakan kemaslahan bagi umat, dan setiap larangannya bertujuan untuk menghindarkan manuia dari segala kerusakan.
Tidaklah manusia diciptakan melainkan untuk mengabdikan diri (beribadah) hanya kepada allah swt. sebagaimana firman allah swt :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون.
Dan allah swt menguji manusia dengan berbagai ujian untuk memilih mana yang beramal baik dan tidak. ليبلوكم أيكم أحسن عملا
 Dari sinilah muncul  fenomena ada hamba yang beriman dan ada hamba yang kafir dengan berbeda-beda tingkatannya.
Dalam makalah ini dibatasi kenapa ada Fenomena meremehkan (tahawun) dalam syari'ah seperti meninggalkan salat, aurat, puasa dll?
Pada dasarnya semua maksiat yang dilakukan seorang hamba adalah dosa besar, ini menurut para aimmah seperti imam haramain, abu ishaq alfarayini, alqodli baqilani, ibnu qusyairi dan ibnu faruk mengatakan di dalam tafsirnya : semua maksiat menurut kami (asyairoh) adalah dosa besar, tetapi sebagian disebut besar dan kecil dilihat dari perbandingan besar-kecilnya, ia menakwilkan ayat :
{إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه} [النساء: 31]
Dhohir Ayat ini menjelaskan bahwa semua maksiat adalah dosa besar. [1]
قال الغزالي: لا يليق إنكار الفرق بين الكبائر والصغائر، وقد عرفا من مدارك الشرع.

DALIL-DALIL SUPAYA MENJAUHI SEGALA MAKSIAT
Sungguh allah swt telah mengingatkan manusia supaya tidak bermaksiat kepadaNya dengan berbagai macam ancaman yang terdapat di dalam alqur’anul karim. Allah swt berfirman :
{فلما آسفونا انتقمنا منهم } [الزخرف: 55] أي أغضبونا
قال تعالى: {ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله جهنم وساءت مصيرا} [النساء: 115]
 وقال تعالى: {من يعمل سوءا يجز به ولا يجد له من دون الله وليا ولا نصيرا} [النساء: 123] والآيات في ذلك كثيرة.
وفي الحديث الصحيح: «إن الله فرض فرائض فلا تضيعوها، وحد حدودا فلا تعتدوها، وحرم أشياء فلا تنتهكوها، وسكت عن أشياء رحمة لكم غير نسيان فلا تبحثوا عنها»
وفي الحديث الصحيح أنه - صلى الله عليه وسلم - قال: «إن المؤمن إذا أذنب نكتت نكتة سوداء في قلبه فإن تاب واستغفر صقل قلبه وإن لم يتب زادت حتى تعلو قلبه» : أي تغشيه وتغطيه تلك النكتة السوداء فذلك الران الذي ذكره الله في كتابه: {كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون} [المطففين: 14] .
 .
وعن ابن الجوزي أنه ذكر عن أم سليم أم أنس بن مالك - رضي الله عنهما - أنها قالت: «يا رسول الله أوصني. قال: اهجري المعاصي فإنها أفضل الهجرة، وحافظي على الفرائض فإنها أفضل الجهاد، وأكثري من ذكر الله فإنه لا يأتي العبد بشيء أحب إلى الله من كثرة ذكره» .
وعن حذيفة - رضي الله عنه - أنه قيل له: هل تركت بنو إسرائيل دينهم أي حتى عذبوا بأنواع العذاب الأليم كمسخهم قردة وخنازير وأمرهم بقتل أنفسهم؟ قال: لا، ولكنهم كانوا إذا أمروا بشيء تركوه، وإذا نهوا عن شيء ركبوه حتى انسلخوا من دينهم كما ينسلخ الرجل من قميصه.[2]

Meninggalkan sholat, puasa, dan tidak menutup aurat dan meninggalkan syariat allah swt lainnya.
{ما سلككم في سقر} [المدثر: 42] {قالوا لم نك من المصلين}
وأخرج أحمد: «بين الرجل وبين الكفر ترك الصلاة»
وفي أخرى - سندها حسن -: «عرى الإسلام وقواعد الدين ثلاث عليهن أس الإسلام، من ترك واحدة منهن فهو بها كافر حلال الدم: شهادة أن لا إله إلا الله، والصلاة المكتوبة، وصوم رمضان» .
وفي أخرى - سندها حسن أيضا: «من ترك منهن واحدة فهو بالله كافر، ولا يقبل منه صرف ولا عدل وقد حل دمه وماله» .رواه الطبراني
عن أبي هريرة رفعه: «من أفطر يوما من رمضان من غير عذر ولا مرض لم يقضه صوم الدهر وإن صامه»
Dari ayat dan hadis diatas jelas bahwa meninggalkan sholat termasuk dosa besar. Karena allah mengancam dengan memasukkan ke neraka saqor. Begitu juga dhohir hadis menjelaskan bahwa tidaklah orang yang meninggalkan sholat dan puasa kecuali ia telah melepaskan ikatan islam dari dirinya yang berarti ia telah kafir.
Sholat adalah tiang agama, ketika orang sudah berani meninggalkan sholat berarti ia telah meruntuhkan agama dalam dirinya, dan biasanya ia akan lebih berani untuk meninggalkan syariat-syariat allah swt yang lainnya.
HUKUM ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT, PUASA DAN SYARIAT LAINNYA.
Imam syaukani dalam kitab nailul author menerangkan sebuah hadis rosulullah saw :
(عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ» رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ إلَّا الْبُخَارِيَّ وَالنَّسَائِيُّ)
Hadis ini menjelaskan bahwa meninggalkan sholat termasuk sebab yang menjadikan orang menjadi kafir. Tidak ada perbedaan pendapat para ulama islam mengenai kekafiran orang yang mengingkari kewajiban sholat, kecuali orang yang baru masuk islam atau belum berhubungan dengan orang islam pada waktu sampainya kewajiban sholat.
Tetapi jika ia meninggalkan sholat karena rasa malas dengan meyakini bahwa sholat itu wajib sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan manusia, dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat para ulama;
Pendapat pertama, imam malik dan imam syafii berpendapat bahwa ia tidak menjadi kafir, tetapi fasik, jika ia bertobat tetapi kalau tidak mau maka dibunuh sebagai had (hukuman) seperti orang yang berzina muhson, tetapi dibunuh dengan pedang tidak dirajam.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa ia kafir sebagaimana riwayat dari ali bin abi tholib, salah satu riwayat yang dipilih imam ahmad bin hanbal, abdullah bin mubarok, ishak bin rohawaih.
Pendapat ketiga, Adapun pendapat abu hanifah, ulama kufah dan muzani teman imam syafii mengatakan : bahwa ia tidak kafir dan tidak dibunuh tetapi dita’zir dan dipenjara sampai ia mau sholat.
Dari ketiga pendapat diatas, imam syaukani merojihkan pendapat bahwa orang yang meninggalkan sholat karena malas atau meremehkan syariat menjadi kafir dan dibunuh, karena melihat dari dhohir hadis diatas. Wallahu a’lam. [3]
Dalam masalah ini imam ahmad pernah berwasiat kepada muridnya imam musadid: dan tidak ada yang mengeluarkan seseorang dari agama islam kecuali syirik kepada allah swt, menolak kewajiban-kewajiban allah swt disertai penentangan (juhud), tetapi jika meninggalkannya krena rasa malas atau meremehkan (tahawun), maka ia berada pada kehendak allah swt (masyiah), allah swt maha berkehendak untuk menyiksa atau mengampuninya. " [4]
Sebagai tambahan
Kalau melihat fenomena orang di indonesia yang meninggalkan sholat dan syariat lainnya,ada beberapa sebab, sebagai berikut;
1. aljahlu (bodoh), tetapi ini bukanlah alasan utama, karena kalau kita amati tidak ada sejengkal tanah di indonesia kecuali sudah ada mubalig atau dai disana. Yang menjadi masalah adalah orang yang belum tahu hukum sholat atau syariat lainnya dan belum mengerjakannya tetapi ia berbangga dengan kebodohannya dengan tidak mau menghadiri majlis ilmu atau bertanya kepada ulama.
2. takasulan (rasa malas), mayoritas penduduk indonesia adalah muslim. Dan saya yakin mayoritas dari mereka mengetahui bahwa hukum sholat atau melaksanakan perintah allah swt itu wajib. Tetapi tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkan sholat hanya dengan alasan malas, naudzu billah min dzalik. Dan hukumnya sudah dijelaskan diatas.
3. juhud, yaitu orang yang tidak mau melaksanakan sholat karena berpendapat bahwa sholat itu tidak wajib. Ini jelas hukumnya kafir.

Bagaimana menhisbahnya?
«من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه»




[1] الزواجر عن اقتراف الكبائر، أحمد بن محمد بن علي بن حجر الهيتمي السعدي الأنصاري، دار الفكر، الطبعة: الأولى، 1407هـ - 1987م، ج 1 ص 19

[2]نفس المرجع ، ابن حجر  الهيتمي 1/ 20 
[3]  نيل الأوطار، محمد بن علي بن محمد بن عبد الله الشوكاني، دار الحديث، مصر، الطبعة: الأولى، 1413هـ - 1993م، ص 1/ 361

[4] حكم تارك الصلاة، محمد ناصر الدين الألباني، دار الجلالين – الرياض، الطبعة: الأولى – 1412 ص 10

Powered By Blogger