KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP DAKWAH
Ustad bakrun syafi'i pernah berpesan kepada kami : dakwah tidak membutuhkan kalian tetapi kalianlah yang membutuhkan dakwah.
kalimat ini senatiasa saya fikirkan dan akhirnya saya kaji, ternyata benar apa maksud beliau. inilah sedikit ulasannya.
1. Kebutuhan Manusia Kepada Dakwah Melebihi Kebutuhan Mereka Kepada Makanan
Allah swt menciptakan manusia dengan sempurna (ahsana taqwim). Dengan
dibekali akal dan nafsu untuk menbedakan manusia dengan makhluk lain. Allah swt
telah mengilhamkan kepada manusia jalan yang baik dan jalan yang fujur (sesat).
Karena itulah manusia membutuhkan dakwah (nasihat orang lain) agar tidak futur
dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt karena perintah Allah swt itu
banyak dan berat sehingga manusia membutuhkan teman atau jamaah yang saling
mengingkan diantara mereka, begitu juga pada hakikatnya nafsu manusia itu
menyukai (condong) kepada hal-hal yang dilarang ( النفس تهوى ما منع ). sebagaimana firman Allah swt :
وتواصوا بالحق
وتواصوا بالصبر
“dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling
menasehati dalam kesabaran.”
Manusia terdiri dari tubuh, akal dan hati. Tubuh membutuhkan makanan untuk
bisa tegak dan menjalankan aktivitas. Adapun akal harus dimanfaatkan dengan
banyak berfikir dan mentadabburi alam semesta ini. Dan hati lebih dari itu
semua , karena hati ini tempat dimana Allah memberikan hidayah dan cahaya
kepada manusia. Karena itu hati membutuhkan siraman dakwah sehingga tumbuh
subur iman (hidayah ) Allah swt. tanpa siraman dakwah, hati akan mengeras dan
mati. Sungguh indah ketika Allah menggambarkan bagaimana kerasnya hati , firman Allah swt:
ثم قست قلوبكم
من بعد ذلك فهي كالحجارة أو أشد قسوة وإن من الحجارة لما يتفجر منه الأنهار وإن
منها لما يشقق فيخرج منه الماء وإن منها لما يهبط من خشية الله وما الله بغافل عما
تعملون
“kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti
batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang
mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah
lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur
jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan.” (Qs. Albaqoroh :74)
Dari ayat diatas jelas bahwa ketika hati manusia menjadi keras, maka ia
tidak akan menerima kebenaran dan senantiaasa menjauhi kebenaran tersebut, naudzubillah
min dzalik.
2. Dakwah Melahirkan Kebaikan Pada Diri, Masyarakat Dan Negara
Miswan thohadi dalam bukunya “quantum dakwah dan tarbiyah”
mengatakan : “Dakwah Selain kewajiban syariat, dakwah juga merupakan kebutuhan
manusia secara universal. Artinya setiap manusia dimanapun ia berada tidak akan
pernah hidup dengan baik tanpa dakwah. Dakwahlah yang akan menuntun manusia
kepada kebaikan. Sedangkan menjadi ahli kebaikan adalah kebutuhan dasar setiap
orang. Maka jangan pernah terpikir sediitpun untuk menjauh dari dakwah dengan
alas an apapun. Justru ketika kita merasa kesulitan menjadi baik, maka dakwah
inilah yang akan membantu kita memudahkannya. Semakin kita merasa berat meniti
jalan islam, semakin besar pula kebutuhan kita terhadap dakwah.
Ia melanjutkan , dakwah adalah kebutuhan
setiap manusia, terlebih bagi sang dai sendiri. Menjadi sholih adalah kemestian
atas setiap muslim dan menjadi dai adalah jalan yang paling efektif untuk
menjadi sholih. Para nabi dan rosul Allah adalah para dai pejuang penegak agama
Allah, disaat yang sama mereka juga harus mengamalkannya dalam kehidupan nyata.
Allah swt berfirman;
شرع لكم من
الدين ما وصى به نوحا والذي أوحينا إليك وما وصينا به إبراهيم وموسى وعيسى أن
أقيموا الدين ولا تتفرقوا فيه كبر على المشركين ما تدعوهم إليه الله يجتبي إليه من
يشاء ويهدي إليه من ينيب (13)
"Dia telah
mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru
mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)." (assyura; 13)
ومن أحسن قولا
ممن دعا إلى الله وعمل صالحا وقال إنني من المسلمين (33) ولا تستوي الحسنة ولا
السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم (34) وما
يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم (35)
“ siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
menyerah diri?"
dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia.
sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar.” (fushilat: 33-35)
Dari sini diketahui bahwa ketika kebaikan itu
telah tertanam pada tiap individu, kemudian dari individu ini melahirkan sebuah
keluarga yang baik, kemudian dari kumpulan keluarga akan melahirkan masyarakat
yang baik, dan tidaklah mustahil dari masyarakat-masyarakat yang telah tertanam
ruh kebaikan akan melahirkan negara yang baik pula.
3.
Dakwah
Menjadikan Manusia Menjadi Mulia
Firman Allah swt:
وأن هذا صراطي
مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصىكم به لعلكم تتقون (
الأنعام : 153 )
“dan inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah engkau ikuti jalan-jalan lain, karena itu semua akan menyesatkanmu
dari jalanNya. Itulah yang telah diwasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa.” (al-an’am :
153)
Dakwah dalam perspektif yang luas merupakan jalan untuk membangun sistem
kehidupan masyarakat yang mengarahkan umat manusia menuju penghambaan totalitas
dalam semua dimensi kehidupan mereka hanya kepada Allah swt. jika prosesi ini
berjalan dengan baik maka akan tercipta sebuah tatanan masyarakat yang
harmonis, yang menjunjung tinggi nilai kemuliaandan menghindarkann diri dari
prilaku keji yang berujung pada kehinaan. Jalan dakwah inilah yang telah
ditempuh oleh Rosulullah saw dan para rosul sebelumnya. Di atas jalan ini pula
mereka mengerahkan segenap potensi yang dimiliki untuk membangun kemulian umat.
Tetapi ketika manusia menjauhi dakwah islam, sehingga egoisme menguasai
seluruh elemen bangsa ini. Dimana pedagang hanya mementingkan keuntungan
perdagangannya, pegawi hanya mementingkan pekerjaannya, dan begitu seterusnya
masing-masing larut dengan urusannya tanpa mempedulikan kebaikan orang lain.
Egosime inilah yang telah mencabut rasa percaya satu sama lain di antara warga
masyarakat, yang memutuskaan ikatan kasih sayangantar anggota keluarga, dan
melemahkan ikatan kemanusiaan antar manusia. Padahal manusia membutuhkan kerja sama untuk menghadapi
kesulitan-kesulitan dan problema kehidupan. Di sini, dakwah berperan memberikan
harapan akan lenyapnya egosime dari masyarakat kita.
Karena itulah Allah mensifati umat dakwah
sebagai umat terbaik, karena menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar demi kemuliaan hidup bersama. Firman
Allah swt:
كنتم
خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو آمن أهل
الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون (110)
“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (ali imron : 110)
Hanya dengan dakwah, manusia akan
mencapai kemuliaan dan kejayaannya seperti yang pernah tertoreh dalam tinta
emas sejarah kemanusiaan. Karena hal itu menunjukkan, bahwa mereka peduli dan
menaruh perhatian besar terhadap keadaan kehidupan di sekelilingnya demi
kebaikan, kesejahteraan dan kemuliaan hidup umat manusia.
4.
Dakwah
Adalah Jalan Menuju Bahagia
Orang-orang yang berjalan di atas dakwah akan merasa bahagia karena mereka
melaksanakan perintah Allah swt. Dengan dakwah hati manusia menjadi tenang dan
lapang, karena hidayah Allah swt. sebagaimana digambarkan Allah swt dalam surat
al-an’am ayat 125:
فمن يرد الله أن
يهديه يشرح صدره للإسلام ومن يرد أن يضله يجعل صدره ضيقا حرجا كأنما يصعد في
السماء كذلك يجعل الله الرجس على الذين لا يؤمنون
“
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya
Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman.”
Jiwanya tenang tidak gelisah, karena jiwa
mereka terlepas dari segala penghambaan syahwat dan dunia dan menundukkannya
hanya kepada Allah swt semata. Seperti yang ditulis fathi yakan di dalam
bukunya “musykilatu al-dakwah wa al-daiyah” : “para pelaku dakwah
terbebas dari segala penghambaan dunia dan syahwat, sehingga mereka tidak
merasakan rasa bahagia kecuali dengan mentaati Allah swt, tidak mengenal jihad
(perjuangan) kecuali sebagai pintu menuju kesyahidan dan pintu menuju syurga Allah
swt dan memperoleh ridhonya. firman
Allah swt :
ولا تحسبن الذين
قتلوا في سبيل الله أمواتا بل أحياء عند ربهم يرزقون، فرحين بما أتاهم الله من
فضله، ويستبشرون بالذين لم يلحقوا بهم من خلفهم ألا خوف عليهم ولا هم يحزنون،
يستبشرون بنعمة من الله وفضل وأن الله لا يضيع أجر المؤمنين.
“janganlah kamu
mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu
hidupdisisi
Tuhannya dengan mendapat rezki.
mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang
diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang
masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka,bahwa tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (ali imron : 169-170)
Ayat diatas adalah hiburan bagi para
dai yang berjuang di jalan Allah swt karena Allah swt berjanji akan memberikan
kebahagiaan kepada mereka di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
5. Tanpa Dakwah Manusia Menuju Ke Jurang Kehancuran
Dakwah berarti menyeru atau mengajak
manusia kepada suatu sistem yang diridloi Allah swt, yaitu islam. Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah swt. dan Allah maha mengetahui mana yang terbaik
untuk mereka dengan memberikan kepada mereka rambu-rambu sehingga tercipta
kehidupan yang teratur dan tenang. Karena itulah Allah swt mengutus para rosul untuk
menyampaikan risalahnya kepada manusia. Supaya mereka berjalan di atas sistem
yang telah Allah gariskan bagi mereka. Tetapi ketika mereka tidak mau berjalan
di atas sistem atau menolak apa yang telah dibawa oleh para nabi dan rosul
berarti mereka telah menjeburkan diri mereka ke dalam jurang kehancuran. Sebagaimana firman Allah swt :
واتقوا فتنة لا
تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة واعلموا أن الله شديد العقاب
“dan peliharah dirimu dari siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang dzalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah
amat keras siksaan-Nya.” (al-anfal : 25)
Dalam sebuah riwayat dari zainab binti jahsy, ia bertanya, “wahai Rosulullah
saw apakah kita akan binasa padahal di tengah-tengah kita ada orang – orang
yang sholih? Rosulullah saw menjawab: “ya,
apabila kemaksiatan telah merajalela.”
Dakwah mutlak diperlukan manusia,
terlebih mereka sekarang hidup pada suatu masyarakat yang mengagung-agungkan
kebebasan dan HAM (hak asasi manusia). Pelaku-pelaku kehancuran berbagai
macamnya berupaya untuk merobohkan dan meruntuhkan nilai-nilai kebaikan. Sehingga kebebasan dan HAM dianggap sebagai simbol kemajuan, sedang
berpegang teguh terhadap ajaran agama dianggap sebagai keterbelakangan.
Dalam situasi (keadaan ) seperti ini, seandainya manusia menjauhi dakwah;
seakan tidak lagi membutuhkan dakwah, maka masyarakat tersebut telah bersiap
menuju jurang kehancuran.
Begitu juga manusia sekarang hidup di masa,
dimana materi menjadi tujuan utama. Waktu (siang dan malam) mereka habiskan
untuk mengejar materi. Mereka lalai akan hakikat tujuan diciptakannya
manusia. Banyak diantara mereka yang
meninggalkan perintah Allah swt terutama sholat dan menghalalkan apa yang
dilarang Allah swt demi mendapatkan
materi. Padahal, Hakikat kehidupan dunia hanyAllah sementara dan
kenikmatan yang fana, sedang akhirat
adalah negri abadi selamanya. Keadaan seperti ini persis seperti yang pernah Rosulullah
saw perkirakan jauh-jauh hari ketika bersabda:
والله ، ما
الفقر أخشى عليكم، ولكني أخشى أن تبسط الدنيا عليكم كما بسطت على من كان قبلكم،
فتتنافسونها كما تنافسوها، فتهلككم كما أهلكتهم.
“demi Allah
,tidaklah kemiskinan yang aku (Rosulullah saw ) khawatirkan menimpa kalian,
tetapi aku khawatir dilapangkan (dibuka ) dunia pada kalian sebagaimana yang
perenah terrjadi pada uamat sebelum kalian. Sehingga kalian berlomba-lomba
(mengumpulkan dunia) sebagaimana mereka lakukan, yang menjadi sebab kehancuran
kalian sebagaimana mereka dihancurkan.”
6.
Dakwah
Sebagai Pembuktian Kesejatian Manusia
من المؤمنين
رجال صدقوا ما عاهد الله عليه فمنهم من قضى نحبه ومنهم من ينتظر وما بدلوا تبديلا
“diantara
(sebagian ) orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; lalu diantara mereka ada yang gugur, dan diantara
mereka pula ada yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikitpun tidak merubah
janjinya.” (al-ahzab : 23)
Dr. atabik luthfi mengatakan : “kata
rijal yang tersebut dalam ayat diatas, dan beberapa ayat yang lain dalam
konteks dakwah mencerminkan sebuah tanggung jawab, komitmen, kepekaan dan
kepedulian. Justru hanya dengan dakwah seseorang bisa mencapai derajat “ar-rujulah”,
kelelakian sejati. Alqur’an telah mengabadikan kisah kepedulian dan pebelaan
tiga laki-laki terhadap dakwahk, yaitu : seorang laki-laki dari keluarga yasin,
seorang laki-laki dari keluarga fir’aun dan seorang laki-laki dari ujung kota.
Mereka mampu merasakan dan menghadirkan diri di arena pembelaan dakwah di saat
dakwah sangat membutuhkannya.
Dalam sejarah peradaban islam, tidaklah para ulama dan tokoh-tokoh islam
dikenal kecuali karena mereka telah membuktikan diri mereka dimedan dakwah
dengan perjuangan dan pengorbanan yang begitu besar. Mereka telah mengukir
sejarah dengan darah dan tinta mereka demi tegaknya kalimatullah di muka bumi. Karena
itu benarlah bahwa dakwah adalah pembuktian kesejatian manusia, karena orang
yang berdakwah mampu memberikan yang terbaik untuk orang lain.
7.
Dakwah Adalah Investasi Amal Tanpa Batas
Rosulullah saw bersabda :
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: «من دل على خير فله مثل أجر فاعله»
“barang siapa yang menunjukkan kebaikan , maka baginya
pahala seperti orang yang mengerjakannya.” Hr. abu dawud
Dari hadis diatas, diketahui bahwa
orang yang senantiasa berdakwah mengajak manusia untuk berbuat baik sesuai yang
diajarkan islam berarti ia telah berinvestasi untuk akhirat tanpa batas. Karena ia akan senantiasa mendapatkan pahala
orang yang mengerjakan ibadah lantaran dakwahnya kepada dia. Hadis diatas
dikuatkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh abi hurairah, Rosulullah saw
bersabda:
عن أبي هريرة،
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: " إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من
ثلاث: صدقة جارية، وعلم ينتفع به، وولد صالح يدعو له "
“apabila manusia meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga
hal; yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendokan
orang tuanya.” (hr. tirmidzi)
Dakwah termasuk dalam kategori ilmu yang bermanfaat.
Dakwah lebih baik dari dunia, sebagaimana Rosulullah saw ketika
berkata kepada Ali bin abi tholib:
“wahai ali, sungguh sekiranya Allah member hidayah seseorang karena
dakwahmu, itu lebih baik bagimu daaripada unta merah.”(hr. bukhori muslim)
8. Dengan Dakwah Manusia Lebih Produktif Beramal Dan Tidak Egois (Individual)
وقل اعملوا
فسيرى الله عملكم ورسوله والمؤمنون
“katakanlah wahai
muhammad, bekerjalah kalian, niscaya Allah swt akan melihat amal kalian, begitu
juga rosulNya dan orang-orang beriman.”
Pada hakikatnya dakwah bukanlah rantaian kata-kata yang tersusun menjadi
kalimat yang keluar dari lisan semata. Tetapi ia disampaikan dengan lisan dan
diwujudkan dengan amal nyata. Karena itulah Allah
swt berfirman dalam surat as-shaf :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ
اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (qs. Asshaf : 1-2)
Kalau kita melihat sirah Rosulullah saw. Beliau adalah teladan dalam segala
hal. Beliau adalah orang pertama kali yang melakukan sebelum ia menyuruh
umatnya untuk melakukannya. bahkan beliau lebih banyak mencontohkan dengan
amalnya. Sebagaimana yang pernah beliau lakukan ketika membangun masjid kuba,
beliau sendiri ikut serta dengan mengambil batu-batu untuk pondasi masjid. Di
perang akhzab ketika menggali parit, beliau juga yang menghancurkan batu-batu
yang besar dimana tidak ada sahabat yang sanggup menghancurkannya.
Inilah sebagian contoh bahwa dakwah melahirkan
amal nyata. ada suatu kaidah yang mengatakan “lisanul hal afsoh min lisanil
maqol” perbuatan itu lebih mengena dari pada perkataan. karena dakwah
tidaklah menciptakan manusia yang pandai beretorika dan berdebat, tetapi ia
melahirkan generasi yang bisa membuktikan iman yang menghujam di dalam hati
dengan amal dan karya nyata.
9.
Dakwah
Adalah Lentera Hidup
Firman Allah swt:
أومن كان ميتا
فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها
كذلك زين للكافرين ما كانوا يعملون
“dan Apakah orang yang sudah
mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang,
yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang
baik apa yang telah mereka kerjakan.”
Imam syakuani menyebutkan di dalam tafsirnya : yaitu orang kafir yang Allah swt hidupkan
dengan islam. Dan cahaya adalah hidayah dan iman.
Begitu juga ia menebutkan sebuah syair berikut
:
وفي
الجهل قبل الموت موت لأهله ... فأجسامهم قبل القبور قبور
وإن امرأ لم يحي بالعلم ميت ... فليس له حتى النشور نشور
“kebodohan adalah kematian bagi seseorang
sebelum ia mati. Tubuhnya adalah kuburan bagi dirinya sebelum ia dikubur (di
liang lahad)..sesungguhnya manusia yang hidup tanpa ilmu adalah mayit, maka tidak
ada baginya kebangkitan sampai ia dibangkitkan”
Ia juga menyebutkan riwayat bahwa
yang diberi cahaya adalah umar bin al-khottob, sedangkan yang masih dalam
kegelapan adalah abu jahl bin hisyam. Karena Rosulullah saw pernah berdoa
sebelum ayat ini diturunkan:
«اللهم أعز الإسلام بأبي جهل بن هشام، أو بعمر بن الخطاب» .
“Ya Allah muliakanlah islam dengan ibnu hisyam atau
umar bin al-khottob.”
Ini menunjukkan bahwa dakwah adalah lentera
(cahaya ) hidup bagi manusia.sebaliknya tanpa dakwah manusia hanya akan hidup
dalam kegelapan. Karena itulah
manusia tidak bisa hidup tanpa dakwah.
Kesimpulan
Manusia siapapun orangnya mereka membutuhkan dakwah untuk hidup. Tanpa dakwah mereka hidup dalam kegelapan dan
menuju ke jurang kehancuran. Dakwah tidak membutuhkan kita tetapi kita
membutuhkan dakwah untuk kebahagian hidup dunia dan akhirat. Wallahu a'lam
Daftar pustaka
Muhammad
albukhori, shohih bukhori. Mesir: dar al-hadis, 2004. Cet. 5
Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana
mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah
yang mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu